Kontingen Indonesia dipimpin oleh atlet surfing Rio Waida yang membawa bendera merah putih. Pakaian serba putih membalut penampilan para atlet kebanggaan kita. Tak lupa juga masker bernuansa warna merah putih tampak memproteksi kehadiran mereka.
Perkara protokol kesehatan di tengah pandemi saat ini memang menimbulkan pertanyaan tersendiri. Anak-anak saya pun kritis bertanya mengapa kontingen Indonesia bisa berlaga di Tokyo.
"Kan ada PPKM Yah? Kok mereka bisa berkerumun banyak begitu?" tanya si kecil yang masih berumur 6 tahun.
"PPKM cuma istilah di Indonesia, kalau di negara lain beda. Lagipula mereka pasti sudah divaksin semua, sudah dites setiap saat dan protokol kesehatannya benar-benar dilakukan, disiplin supaya nggak ada yang kena virus," ujar saya menjelaskan ke mereka.
Seru memang menonton acara seperti ini bareng anak-anak. Kebetulan momennya bertepatan dengan Hari Anak Nasional. Jadinya saya justru menjadikan momen nonton bareng acara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 sebagai ajang edukasi seru nan menghibur.
Anak-anak tampak antusias juga melihat parade kontingen dari berbagai negara.
"Guyana, itu negara di mana ya?" tanya mereka.
Namun, sebelum saya menjawab, anak-anak sudah meraih buku ATLAS yang berisi peta dunia dan juga terdapat bendera-bendera berbagai negara.
Sepanjang acara, anak-anak justru bermain tebak-tebakan negara.
Nama-nama negara yang kurang familiar seperti Cape Verde menjadi bahan diskusi kami. Bahkan sampai dengan membahas Kazakhstan tuh masuk Eropa atau Asia setelah berpisah dari Uni Soviet.
"Ghana! Oh aku tahu itu ada di Benua Afrika," seru si kakak.