Usai pertandingan, suporter Spanyol pun menjadikan Morata sebagai target hujatan di dunia maya, selain juga Enrique pastinya. Bisa jadi, fans memang kadung kecewa dengan kepemimpinan Luis Enrique, termasuk karena keputusan kontroversialnya menepikan para pemain Real Madrid.
Situasi ini jelas tidak menguntungkan. Bagaimanapun dukungan suporter patut diraih jelang turnamen sebesar Euro 2020.
Morata sendiri jadi pemain depan paling punya nama di antara striker lainnya. Tombak muda milik Manchester City, Ferran Torres yang juga diturunkan bareng Pablo Sarabia saat melawan Portugal, masih mejan menghadapi barisan belakang Portugal yang dipimpin veteran eks Real Madrid, Pepe.
Lalu apa yang bisa diperbuat Spanyol dengan reputasi para pemain depannya yang masih belum teruji di turnamen besar?
Mungkin sosok Gerard Moreno, top scorer juara Liga Europa Villareal, bisa jadi senjata rahasia pasukan Luis Enrique. Musim ini ia sudah mengemas 23 gol di ajang La Liga. Sebuah angka fantastis yang bakal membuatnya jadi incaran banyak klub besar di Eropa.
Generasi baru barisan belakang
Sepeninggal Sergio Ramos, kini barisan belakang Spanyol mengandalkan duet baru Aymeric Laporte dan Pau Torres. Keduanya main bareng saat melawan Cristiano Ronaldo cs kemarin.
Menariknya lagi, ini adalah debut Laporte berseragam La Furia Roja. Status kewarganegaraan Spanyol Laporte masih terasa hangat karena baru bulan lalu ia berpindah kewarganegaraan dari Perancis.
Duetnya bersama Pau Torres terbilang cukup solid meredam pemain sekaliber Cristiano Ronaldo dan Diogo Jota. Palang pintu lainnya seperti Diego Llorente dan Eric Garcia, juga dianggap Luis Enrique sudah mumpuni untuk mengarungi Euro 2020.
Tapi kipernya bagaimana?
Melawan Portugal, Enrique mempercayakan Unai Simon untuk berdiri di bawah mistar gawang. Kiper Athletic Bilbao itu membuat David de Gea cuma duduk-duduk saja di bangku cadangan.