Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Beternak Lele dan Menanam Kangkung dalam Ember, Sebuah Manfaat dari PJJ

27 September 2020   12:47 Diperbarui: 27 September 2020   12:52 1497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memelihara lele dan kangkung dalam ember (foto: widikurniawan)

Harus diakui sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) gegara pandemi Covid-19 telah menuai banyak kontroversi. Dari mulai orang tua yang stres, hingga anak-anak yang dilanda kebosanan.

Saya akui, di rumah kami pun begitu. Sebagai orang tua, saya dan isteri terkadang sampai pusing tujuh keliling menghadapi anak yang tidak fokus belajar. Apalagi kalau soal-soal matematika datang menyerang. Rasanya? Hmm, kayak Iron Man harus menghadapi Thanos, bikin kewalahan.

Namun, bukan berarti PJJ tidak ada sisi positifnya. Esensi belajar dari rumah bagi kami pada akhirnya adalah momen yang harus dimanfaatkan untuk membangun karakter anak serta mengenalkan tentang hal-hal yang menjadi bekal hidup.

Maka ketika guru anak saya memberikan tugas berupa project aquaponik, kami sekeluarga menyambut dengan baik. Sebuah project yang memang didesain oleh pihak sekolah agar antara orang tua dan anak terjalin kerja sama, karena tentu tidak mudah bagi anak kelas 5 SD untuk mengerjakannya sendirian.

Aquaponik merupakan sistem pemeliharaan ikan dan tanaman dalam satu tempat. Uniknya, dalam project kali ini wadah yang digunakan adalah sebuah ember besar sebagai tempat hidup ikan, dan di atasnya terdapat beberapa gelas plastik yang telah dilubangi sebagai tempat tanaman tumbuh.

Ikan lele menjadi pilihan kami karena daya tahannya yang kuat untuk hidup. Sedangkan tanamannya adalah kangkung yang sangat mudah perawatannya.

Kenapa lele dan kangkung bisa hidup berdampingan? Intinya karena si ikan lele mendapat oksigen dari kangkung, dan sebaliknya tanaman kangkung mendapat nutrisi dari kotoran lele.

Metode aquaponik dalam ember ini juga dikenal dengan istilah budikdamber atau budidaya ikan dalam ember. Teknik ini dipopulerkan oleh Juli Nursandi, seorang dosen di Politeknik Negeri Lampung, sebagai solusi memelihara ikan dan menanam tanaman pangan di lahan terbatas.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk budikdamber ini sangat mudah didapatkan, antara lain ember ukuran 80 liter, gelas-gelas plastik yang dilubangi dengan solder, arang, benih ikan lele dan bibit kangkung.

Bahkan di pekarangan sempit ini kita bisa berkebun dan memelihara ikan lele (foto: widikurniawan)
Bahkan di pekarangan sempit ini kita bisa berkebun dan memelihara ikan lele (foto: widikurniawan)
Jika tak mau repot merekayasa ember dan gelas plastik, kita juga bisa membeli langsung ke komunitas budikdamber yang mudah ditemukan melalui Instagram dan marketplace. Rupanya sudah banyak orang yang mengendus budikdamber ini sebagai peluang usaha yang menjanjikan.

Dalam ember berukuran 80 liter tersebut ada bibit lele sebanyak 50 ekor. Sebenarnya tidak terlalu banyak juga karena berdasarkan pengalaman para pelaku budikdamber, satu ember tersebut bahkan bisa untuk hidup sampai 100 ekor lele. Hmm, bayangkan betapa luar biasa ketika panen. Perkiraan waktu panen adalah saat lele berumur 3-4 bulan.

Bibit kangkung bisa dibeli di toko tanaman. Tapi jika tak mau repot menanam dari biji, kita bisa membeli kangkung di warung sayur yang akarnya belum dipotong. Inilah yang kami lakukan di periode pertama menanam kangkung. Batang dan akar kangkung yang sudah dipotong tinggal dimasukkan ke gelas-gelas plastik yang sudah diisi dengan arang sebagai media tanam.

Begini penampakan kangkung yang ditanam di gelas aquaponik (foto: widikurniawan)
Begini penampakan kangkung yang ditanam di gelas aquaponik (foto: widikurniawan)
Sejauh ini kami sudah berhasil memanen kangkung satu kali ketika sayuran tersebut berumur 4 minggu. Sensasinya sungguh luar biasa ketika bisa menikmati tumis kangkung hasil dari pekarangan sendiri.

----

Belajar di Rumah yang Menyenangkan

Project aquaponik ini sendiri menjadi bagian dari tema pembelajaran "merdeka pangan" yang diusung oleh Sekolah Alam Indonesia Cibinong. Setiap jenjang kelas memiliki project-nya sendiri yang berkaitan dengan "merdeka pangan". Selain aquaponik, ada juga hidroponik dan metode lainnya yang berkaitan dengan kegiatan berkebun di pekarangan rumah.

Pembelajaran seperti ini memiliki banyak sisi positif bagi anak dan lingkungan keluarga. Pertama tentang hasil pangannya, baik lele maupun kangkung, yang kemudian tumbuh pemahaman pada anak bahwa setiap orang bisa menghadirkan pangan dari lingkungan masing-masing.

Jika ditarik ke skala yang lebih besar, anak saya mendapat pelajaran tentang swasembada pangan. Dari sinilah guru menjelaskan segala hal tentang swasembada pangan di Indonesia, tentang sejarah, cita-cita ke depan serta apa yang harus dilakukan sekarang untuk mencapainya.

Bagi seorang anak, setidaknya dia menjadi paham dan mengerti salah satu cara usaha menghasilkan pangan. Lebih jauh lagi, bisa dikembangkan sebagai usaha berpotensi yang menghasilkan keuntungan secara ekonomi. Sebuah pengetahuan dan skill yang bisa berguna di masa mendatang.

Selanjutnya apabila dikaitkan dengan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, anak akan belajar tentang ekosistem, simbiosis, rantai makanan dan hal-hal yang berkaitan lainnya. Ini adalah cara praktis untuk belajar, karena jika mengandalkan hafalan dari catatan biasanya justru susah untuk dimengerti. Apalagi jika penyampaian materi hanya dilakukan melalui aplikasi video conference, tentu tidak akan maksimal. Maka praktik di rumah dalam sebuah project bisa membuat anak memiliki gambaran yang nyata.

Juga ada sisipan pesan lainnya tentang bagaimana orang harus kreatif dan berdaya secara ekonomi ketika dihadapkan pada situasi seperti Covid-19 ini. Bahkan dari rumah pun, memanfaatkan lahan yang ada, siapapun bisa berusaha dan menghasilkan sesuatu.

Selain itu ada manfaat ikutan lainnya, ketika anak menjadi lebih disiplin karena harus bertanggung jawab dengan pemberian makanan bagi ikan. Tiap pagi menjelang siang dan malam hari, itulah jadwal pemberian makan lele dalam ember tersebut.

Aktivitas memberi makan ikan lele (foto: widikurniawan)
Aktivitas memberi makan ikan lele (foto: widikurniawan)
Jadi, dari tema "merdeka pangan" ini saya kembali merenung tentang apakah seperti inikah seharusnya pembelajaran yang memiliki semangat "merdeka belajar"? Ketika anak level SD sudah diberikan sebuah project yang sarat manfaat sekaligus menyenangkan, tentu tidak akan membuat sebuah materi pelajaran hanya berujung pada sekedar angka di atas kertas.

Mungkin saja tidak semua sekolah bisa menerapkan pembelajaran semacam ini. Namun paling tidak, dari tulisan ini mungkin bisa menjadi inspirasi banyak sekolah tentang konsep pembelajaran yang menyenangkan. Bahkan dari rumah pun, ternyata banyak hal yang bisa dipelajari dan dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun