Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berawal dari Secangkir Kopi di Sebuah Warkop

23 November 2012   03:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:48 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1353639405137400457

[caption id="attachment_217756" align="aligncenter" width="504" caption="foto by widikurniawan"][/caption] Berawal dari secangkir kopi, cerita hidup manusia mengalir. Kopi adalah inspirasi, mencecapnya membuat seseorang memiliki semangat dan ide-ide baru. Setidaknya, itulah yang lazim dialami para penikmat kopi di warung kopi (Warkop) tradisional yang tersebar di Kendari. Tak ada sofa empuk layaknya kafe modern di tempat semacam ini. Hanya kursi kayu atau plastik yang bisa diduduki pengunjung hingga berjam-jam. Seperti halnya di Warkop Haji Anto, setiap hari dikunjungi penikmat kopi dari mulai mahasiswa hingga politisi. Pembicaraan bisnis, pekerjaan, rencana aksi mahasiswa hingga kesepakatan politik bisa dibicarakan sambil menikmati racikan kopi lokal yang tak kalah mumpuni dibanding kopi berlabel terkenal. Di Warkop, aneka racikan kopi tradisional tersedia dari mulai kopi hitam, kopi Luwak, kopi susu jahe, kopi jahe, kopi susu telur madu jahe dan beragam variasi lainnya. Harganya pun sangat terjangkau, dan itulah yang membuat penikmat kopi sejati lebih memilih nongkrong di Warkop dibanding pergi ke kafe modern yang mulai banyak menyerbu Kota Kendari. Jika tak sedang bersama teman atau kolega, tak jarang pula didapati sang penyendiri yang asyik menyelami dunia maya dengan laptop di depannya. Saat ini rata-rata Warkop di Kendari memang sudah menyediakan fasilitas wifi gratis untuk menarik minat pengunjung, termasuk saya. Berselancar di dunia maya, menggali ide serta menuliskan lewat blog adalah kegiatan yang asyik dilakukan di Warkop ditemani secangkir kopi panas. Tulisan ini pun menjadi yang kesekian kalinya lahir di tengah suasana hangat sebuah Warkop. Jangankan sekedar melahirkan tulisan, minum kopi di Warkop milik Haji Anto konon bisa jadi gubernur, walikota, bupati, atau anggota dewan. Itulah tagline yang diusung oleh Haji Anto karena Warkop miliknya juga kerap dijadikan tempat nongkrong para politisi lokal. Ah, saya tak tertarik jadi pejabat atau politisi kok. Saya justru mengagumi para pemilik usaha Warkop seperti halnya Haji Anto yang begitu ramah dan mau mengenal para pelanggannya yang datang dari berbagai kalangan. Keahlian meracik kopi serta usaha yang ulet bertahun-tahun telah menjadikannya salah satu wirausahawan hebat di Kendari. Kesuksesannya menginspirasi banyak orang dan itu semua hadir berkat kopi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun