Mohon tunggu...
Humaniora

Kisah tentang Indonesia: Sebuah Nama, Bangsa, dan Sejarah

18 Februari 2016   21:31 Diperbarui: 18 Februari 2016   22:59 2046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sebuah mind map mengenai sejarah Indonesia yang telah dikerjakan selama tiga minggu di dalam mata kuliah Pancasila "][/caption]


Sudah banyak yang mendefinisikan Indonesia sebagai sebuah negara yang kaya akan budaya, bahasa, dan sumber daya alam. Dari sisi lain Indonesia pun dipandang sebagai sebuah salah satu negara Asia yang berkembang cukup pesat dalam bidang ekonomi dan infrastruktur. Namun, apakah dunia tahu proses negara Indonesia ini terbentuk? Apakah dunia tahu asal usul nama Indonesia dan siapakah itu bangsa Indonesia? Untuk menjawab semua pertanyaan diatas, tulisan ini akan mengulas tentang sejarah asal usul nama Indonesia yang ternyata memiliki kontroversi di dalamnya. Di samping itu, tulisan ini akan menarasikan beberapa hal penting: apa dan siapa itu bangsa Indonesia, geografis Indonesia setelah proklamasi, serta sejarah lahirnya Indonesia sebagai negara.


I. Nama Indonesia
Sebagian orang mungkin tidak ambil perduli tentang arti nama. Namun, terkadang nama memiliki makna yang mendalam, di mana terdapat sejarah asal usul pembentukan di dalamnya. Selain itu, nama adalah identitas suatu benda, orang, atau bahkan identitas suatu bangsa. Indonesia sebagai negara memang memiliki perjalanan panjang untuk dapat dikenal sampai saat ini. Asal usul nama Indonesia pertama kali dicetuskan oleh seorang ahli etnologi Inggris bernama George Samuel Windsor Earl pada tahun 1850.

Dalam salah satu artikel yang ditulisnya, Beliau mengingatkan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia dan Kepulauan Melayu untuk memiliki identitas atau nama khas. Beliau kemudian mengajukan dua pilihan, yaitu Melayunesia atau Indunesia. Oleh karena penduduk ras Melayu cukup mendominasi, serta bahasa Melayu juga dipakai di seluruh kepulauan ini, Earl kemudian memilih nama Melayunesia untuk dijadikan sebagai identitas Kepualauan Hindia dan Kepulauan Melayu.


Akan tetapi, salah seorang murid Earl yang bernama James Richardson Logan mengajukan pendapat yang berbeda. Logan lebih memilih untuk menggunakan nama Indunesia. Indunesia berasal dari kata Yunani, yakni Indus dan Nesos. Indus berarti Hindia, sementara Nesos berarti Kepulauan. Dengan demikian, Indunesia melambangkan Kepulauan Hindia. Atas dasar alasan geografis, Logan kemudian memungut salah satu nama yang diajukan Earl dengan mengganti huruf u pada Indunesia dengan huruf o.

Alhasil, lahirlah istilah nama Indonesia. Logan pun turut mempolulerkan nama Indonesia melalui tulisan ilmiahnya yang tersebar di kalangan orang Belanda maupun Pribumi. Nama Indonesia itu lalu secara resmi digunakan sebagai nama khas Kepulauan tersebut. Kongres Pemuda yang diselenggarakan pada tahun 1928 adalah bukti otentik bahwasanya nama Indonesia telah digunakan sebagai identitas bangsa Indonesia.



II. Bangsa Indonesia dan Wilayah setelah Kemerdekaan
Selain pernah diterpa kebingungan akan asal usul nama Indonesia, mungkin pernah terbesit dalam pikiran tentang apa dan siapa itu Bangsa Indonesia? Apakah hanya suatu daratan hijau yang dipenuhi oleh manusia dan menyebut dirinya rakyat atau bahkan hanya suatu roda pemerintahan untuk membangun bisnis kolonial semata? Berdasarkan teori dari Friederich Ratzel yang menyatakan Bangsa adalah kelompok manusia yang terbentuk karena adanya hasrat untuk bersatu yang timbul dari adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa Bangsa Indonesia merupakan suatu hasrat dari setiap orang yang mengaku dirinya menjadi Bangsa Indonesia dan akhirnya mempunyai rasa persatuan untuk menjadi satu yaitu Indonesia. Dari suatu Bangsa akan berkontruksi menjadi Negara yang memiliki kesatuan Hukum berdasar pada wilayah dan rakyat di dalamnya.


Indonesia bukan hanya untuk satu golongan, atau untuk suatu agama bukan pun juga suatu ras. Namun, segala sesuatu yang menyatakan dirinya Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Kutipan dari Soekarno ini merupakan jawaban terbesar untuk menyatakan siapa itu Indonesia sebenarnya. Suatu Negara tidak akan disebut menjadi Negara tanpa adanya tempat yang layak untuk bernaung bagi rakyatnya sendiri. Begitupun Indonesia, geografisnya sendiri pertama kali diutarakan saat Proklamasi Indonesia 17 Agustus 1945. Geografis ini berdasarkan keputusan KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) yang menyatakan beberapa daerah menjadi bagian dari Indonesia yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, dan Maluku.


III. Sejarah Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sehubungan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia, Letnal Jendral Kumakici Harada mengumumkan terbentuknya BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Cosakai dalam Bahasa Jepang. Diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945, BPUPKI mengadakan beberapa sidang berkaitan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia. Sidang pertama dilaksanakan untuk mendiskusikan rumusan dasar negara Indonesia dari pendapat ketiga tokoh Indonesia yakni, Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

Pada tanggal 1 Juni 1945, dipilihlah dasar negara Indonesia dari poin-poin yang dikemukakan oleh Soekarno. Maka dari itu 1 Juni diperingati sebagain hari kelahiran Pancasila. BPUPKI pada akhirnya dibubarkan dan digantikan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 7 Agustus 1945. PPKI menghasilkan beberapa perubahan yang dicantumkan dalam Piagam Jakarta.


Setelah tragedi pengeboman yang terjadi di Nagasaki dan Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan 9 Agustus 1945, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Golongan muda berpendapat keadaan Vacuum of Power merupakan kesempatan Indonesia untuk memerdekakan diri. Namun terjadi perdebatan antara golongan muda dan golongan tua mengenai waktu bagi Indonesia untuk mendeklarasikan kemerdekaannya.

Pada akhirnya, golongan muda memutuskan untuk menculik Soekarno dan Hatta dan mendesak mereka untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa yang disebut dengan Rengasdengklok berhasil menjadikan 17 Agustus 1945 sebagai hari kemerdekaan Indonesia. Keesokan harinya, PPKI mengesah UUD 1945 (Undang Undang Dasar 1945) dan juga mengangkat Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 19 Augustus 1945, telah dibentuk 12 departemen pemerintahan dan 8 wilayah.. Ibukota negara Indonesia juga sempat dipindahkan ke Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946.

Agresi Militer Belanda juga merupakan peristiwa penting setelah kemerdekaan Indonesia. Agresi Militer I yang bermulai pada tanggal 20 Juli 1947 merupakan hasil dari persilisihan antara Indonesia dan Belanda atas hasil perundingan Linggarjati. Belanda juga melancarkan Agresi Militer II dengan menyerang Yogyakarta sebagain ibukota pada saat itu. Agresi Militer II terjadi pada tahun 1948. Disamping itu, Indonesia mengadakan sebuah perjanjian dengan Belanda yang dinamakan perjanjian Roem Roijen pada tahun 1949. Perjanjian ini ditujukan untuk menyelesaikan beberapa masalah sebelum Konferensi Meja Bundar di Den Haag dilaksanakan.


Konferensi Meja Bundar diadakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949. Negara yang ikut serta dalam konferensi adalah Republik Indonesia, Belanda dan Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO). Hasil dari konferensi ini sangat lah penting karena Kerajaan Belanda akhirnya menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia secara penuh dengan syarat Indonesia haruslah berbentuk serikat. Maka dari itu didirikan lah Republik Indonesia Serikat pada 27 Desember 1949.

Di masa pemerintahan ini Soekarno didaulat sebagai presiden, dan Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri.Namun sistem pemerintahan ini tidak berlangsung lama, pada tanggal 17 Agustus 1950 disahkan UUD Sementara 1950 dan menganut sistem kabinet parlementer. Masa inilah yang diinisiasikan sebagai awal mula orde baru. Dalam masa UUDS 1950, konstituante bertugas untuk membentuk dan menetapkan UUD yang baru untuk menggantikan UUDS 1950. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, konstituante belum juga berhasil membentuk UUD baru yang pada akhirnya membuat Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959. Isi dari dekrit ini diantara lain: penggunaan kembali UUD 1945, pembubaran konstituante dan pembentukan MPRS dan DPAS.


Setelah ditetapkannya UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia, terjadi beberapa peristiwa penting yang mempengaruhi keadaan Indonesia sekarang. Peristiwa yang pertama adalah kejadian yang terjadi pada 30 September 1965. Peristiwa ini dilatarbelakangi dengan pembunuhan tujuh perwira tinggi militer di Indonesia dan dibuang ke lubang buaya. Lalu sebagai Panglima Komando Strategy Angkatan Darat, Mayjen Soeharto didaulat sebagai kepala operasi penumpasan pelaku G-30S/PKI.

Sampai akhirnya terbitlah Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar yang memuat instruksi kepada Soeharto untuk mengambil alih segala keputusan tindakan yang harus dilakukan demi mengatasi segala peristiwa genting saat itu. Supersemar bukan hanya sekedar surat pernyataan, namun surat itu pun menandai telah lemahnya kekuasaan Soekarno terhadap negaranya. Asumsi ini akhirnya terbukti tepat pada tanggal 22 Maret 1967 Soeharto pun dilantik sebagai presiden Republik Indonesia, dan mengawali masa orde baru.

Indonesia menyimpan cerita kompleks tentang proses nya menjadi sebuah bangsa dan negara. Dari sebuah nama sebutan, Indonesia tumbuh menjadi sebuah tempat bernaung para jiwa yang ihaus akan merdeka. Jiwa-jiwa ini pun yang pada akhirnya disebut sebagai bangsa dan bersatu padu membangun sebuah negara baru. Indonesia Telah banyak hal yang harus dilalui Indonesia untuk menjadi sebuah negara seperti sekarang ini. Indonesia adalah satu dari banyak negara di dunia ini yang tidak lahir begitu saja.

Segala proses sulit harus dilalui dengan dasar keteguhan hati kepada cita-cita akan merdeka. Banyak persilangan pendapat dan pertumpahan darah yang harus dilewati untuk mencapai sebuah kesepakatan untuk merdeka. Terlepas dari penjajah bukan satu-satunya alasan Indonesia merdeka, namun kebebasan bangsa Indonesia dari bayang-bayang sebagai boneka bangsa koloni. Namun kemerdekaan bukan lah tanda bahwa Indonesia telah berhasil dalam membangun sebuah negeri impian. Kemerdekaan hanyalah satu tangga dari ribuan tangga menuju cita-cita seluruh banga Indonesia.

 

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila 2016 (Sampoerna University)

Section C - Kelompok 5 (Karisma Lora Riska, Luh Yuna Ika Dewi, Susilawati, Wida Qonita Wasalwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun