Bagaimana dengan guru? Fixed mindset yang "menjangkiti" para guru pada setiap kali ada pembaruan program dari pemerintah (baca: kurikulum) yang ujung-ujungnya melelahkan pikiran dan tenaga menyebabkan pembelajaran berlangsung "seperti itu lagi, seperti itu lagi". Tentu mengubahnya menjadi growth mindset bukan perkara menjentik saklar lampu, sementara menjadikan program pemerintah lebih "sederhana" untuk dilaksanakan akan memudahkan daripada membuat para guru merombak kembali yang sudah ada dan membuat yang sama sekali baru.
Hal di atas tentu lain soal dengan urusan kesejahteraan guru, apalagi guru PAUD non Formal yang belum ternaungi "sistem". Namun angin segar sepertinya akan segera berembus dengan dicanangkannya Wajib Belajar 13 Tahun; anak sekolah wajib tuntas Pendididikan Anak Usia Dini (PAUD). Meski begitu ini mengandung konsekuensi guru perlu menyesuaikan diri, bersedia meningkatkan kapasitasnya.
Langkah Kecil Tetap Terhitung
Dengan alasan sudah membayar, tentu kurang bijaksana untuk menumpu tanggung jawab pendidikan hanya pada sekolah. Bukankah waktu terbanyak anak-anak yang bersekolah tersebut ada di rumah, di komunitas, dan mengakses media? Pemerintah menyediakan ruang dan patron yang jelas. Sekolah mengelola dengan performa optimal. Orang tua mendapat akses informasi yang memadai. Komunitas dan media mencipta suasana yang baik. Satu komitmen menuju arah yang sama, meski langkah kecil, tentu tetap terhitung.Â
Sesi tanya jawab yang terbatas untuk 2 orang penanya, cukup untuk mendekatkan waktu pada akhir acara. Kemendikdasmen mendapat porsi terbanyak untuk menjawab.
Acara ini diakhiri dengan sesi foto bersama dengan yel: ASPIRASI PENDIDIKAN BERMUTU, UNTUK SEMUA.
Seperti yang dapat diduga, masing-masing komunitas yang hadir pada acara ini pun berfoto bersama. Sesi tanya jawab yang hanya berlangsung satu kali menyebabkan narasumber menanggapi sejumlah pertanyaan setelah diskusi diakhiri. Ketika ruang mulai lengang, barulah kompasianer berfoto bersama.
Dari meja penerima tamu, satu per satu makan sore dibagikan. Azan penanda salat magrib dari Masjid Syuhada berkumandang. Lampu lesehan telah menyala. Masing-masing pulang dalam kegembiraan, harapan turut menyala.
Pengalaman berharga ini, terima kasih telah membacanya hingga selesai. Sampai bertemu pada event Kompasiana selanjutnya.
Salam,