Banyak hal terjadi pada pendidikan negeri ini, semua duduk bersama untuk mendiskusikan apa yang penting untuk dilakukan. Tentu tidak cukup untuk membicarakan masalah tanpa bersedia menerima alternatif solusi sebagai jalan keluarnya. Memang perlu waktu, selalu disempurnakan.
Tidak semua tempat memiliki hal-hal ideal untuk menyelenggarakan pendidikan, dan tidak semua orang memiliki hal-hal ideal untuk mendapatkan pendidikan yang memadai. Mempertimbangkan opsi sekolah satu atap, kejar paket dihidupkan kembali, dan pendidikan jarak jauh diselenggarakan. Dengan demikian, semua orang berpeluang mengenyam pendidikan apapun kondisinya.
Transisi yang Memukau
Seorang pelajar perempuan bernama Syarifah Rahma, siswi SMP Al Azhar 67 Yogyakarta tampil pada Panggung Mimpi, menggesek biola dengan lincah di hadapan hadirin sebagai transisi inti gelar wicara sore itu. "Sang Kodok" menjelma lompatan demi lompatan menuju pendidikan bermutu di ruangan itu. Saya berdendang dalam hati, sang kodok e e e sang kodok ....
Apa Itu Pendidikan Bermutu?
Narasumber yang hadir pada gelar wicara tersebut mewakili masing-masing catur pusat pendidikan. Pengampu masyarakat dalam hal ini pemerintah, diwakili oleh Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Komunikasi dan Media, Bapak Ma'ruf; rumah diwakili oleh Komunitas Sidina, Ibu Susi Sukaesih; sekolah diwakili oleh Guru SMA N Seyegan, Ibu Yuli Nestiyarum; siswa diwakili oleh Duta SMA Provinsi Bali tahun 2024, Alfredo Eka; dan media diwakili oleh Kompasiana. Dalam hal ini COO Kompasiana, Mas Heru Margianto berperan sebagai moderator.
Masing-masing memberikan sudut pandang pribadi mengenai pendidikan bermutu. Semuanya memiliki kesamaan menyorot ke satu arah: relevan.
Beban Semakin Ringan, Pembelajaran Makin Mendalam
Dari sudut pandang siswa dan orang tua, tentu beban dan sebaran yang dipelajari akan lebih mudah ketika lebih sempit namun digali lebih banyak daripada banyak materi tetapi hanya sampai di permukaan. Pertanyaan "mengapa kita harus berhenti di lampu merah?" misalnya, dapat dijawab secara lebih mengarah pada sisi lembut manusia, "memberi kesempatan lampu hijau yang memiliki hak jalan" alih-alih sekadar mengatakan "ya memang begitu itu". Selaras dengan penerapan metode deep learning, membuatnya lebih menyedikit tetapi makin mendalam, akan lebih berdampak, lebih menyenangkan.
Program yang Lebih Mudah Dilaksanakan