Mohon tunggu...
wening sekar
wening sekar Mohon Tunggu... Akuntan - students

welcome^^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Marah Vs Tegas

24 Juni 2021   00:31 Diperbarui: 24 Juni 2021   00:49 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENTINGNYA BELAJAR MENGELOLA EMOSI
 

Manusia memiliki kodratnya sebagai suatu makhluk yang diciptakan untuk selalu berdampingan dengan manusia lainnya, sehingga disebut sebagai makhluk sosial. Hal ini pada akhirnya menyebabkan adanya pengelompokkan manusia dengan manusia lainnya dalam satu kesatuan. Seiring berjalannya waktu, kelompok tersebut akan mengalami perkembangan, sehingga membentuk suatu organisasi. Organisasi dapat diartikan sebagai dua atau lebih orang yang berada dalam satu wadah dengan memiliki satu tujuan yang sama. Kesatuan kelompok tadi akan saling berhubungan dan memiliki keterkaitan yang sama untuk mencapai tuuan bersama dengan adanya usaha dan kerja sama dari seluruh anggota.

Berjalannya suatu organisasi pun tidak dapat terjadi tanpa adanya pemahaman lebih lanjut karena dalam berorganisasi terdapat ilmu dan tujuannya. Dengan begitu, setiap organisasi yang ada harus memiliki batas dan tujuan yang jelas dengan memahami perilaku organisasi dari setiap anggotanya sendiri. Menurut Robbins, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektivan organisasi. Oleh karena itu, ketika telah mengetahui apa yang akan dituju dan diharapkan, kemudian setiap anggotanya harus saling mempelajari dan memahaminya.

Selain berorganisasi, setiap manusia saling melakukan yang namanya kontak sosial yang pada akhirnya akan menimbulkan sebuah interaksi. Sebab, manusia akan selalu membutuhkan manusia lain dalam segala aspek kehidupan. Adanya proses interaksi yang dilakukan oleh seorang individu dengan individu lainnya, akan memunculkan berbagai macam ekspresi. Dari ekspresi tersebut akan diterima oleh setiap individu seiring kemunculan emosi di dalam tubuhnya. Dari munculnya emosi  tersebut, kemudian setiap individu dapat menentukan tindakan yang sesuai dalam kondisi yang tengah terjadi (Lewis & Jones,2000).

Definisi dari emosi adalah suatu gejala dari psiko fisiologis yang akan menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku dalam bentuk suatu ekspresi tertentu. Emosi yang muncul akan berbeda dengan suatu perasaan yang datang bersamaan. Keduanya memegang peranan yang penting di setiap kehidupan manusia. Emosi menjadi suatu hal yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Diketahui bahwa setiap makhluk hidup tentu memiliki yang namanya perasaan, tetapi tidak semuanya memiliki emosi. Emosi inilah yang  dapat disebut sebagai insting manusia.

Setiap manusia dapat mengetahui dan mengenali emosi pada dirinya sendiri. Terdapat beberapa macam emosi yang dapat diketahui, antara lain emosi marah, sedih, bahagia, malu, cemburu dan masih banyak lainnya. Emosi yang dikeluarkan setiap manusia akan sejalan dengan interaksi yang terjadi. Hal ini meruakan salah satu perilaku setiap individu yang harus dipahami dalam suatu organisasi supaya dapat saling memiliki emosi yang sama. Dengan begitu, akan memudahkan proses dalam mencapai mewujudkan suatu. Apabila dalam anggota, salah satunya memiliki emosi yang tidak selaras dibanding anggota lainnya. Maka kemungkinan besar akan menimbulkan suatu konflik. Tujuan awalnya untuk mencapai suatu keberhasilan akan sukar berjalan mulus karena salah satu anggotanya masih terlibat dalam emosi negatif. Hal tersebut tentu akan berdampak pada proses kerja organisasi itu sendiri.

Walaupun emosi yang telah diketahui berbagai macam tipenya, tetapi dalam situasi perilaku organisasi, emosi yang paling rentan terjadi ialah emosi kemarahan. Munculnya emosi tersebut terkadang sudah menjadi suatu kebiasaan atau minimnya pengetahuan mengenai cara mengendalikan suatu emosi. Respons yang terjadi biasanya melalui diperlihatkan melalui fisik seseorang, mulai dari yang  mata yang berubah menjadi merah, lalu detak jantung yang berdetak lebih cepat akibat emosi yang tinggi sehingga seringkali mendengar ucapan "jangan marah-marah, nanti pingsan".  

Dan ucapan tersebut benarlah adanya, dari emosi marah yang berlebihan akan menaikkan emosi seseorang, hingga dapat terjadi serangan jantung yang tidak terduga. Selain itu, emosi marah ini biasanya memiliki tarrget penyebab kemarahan itu sendiri, sehingga dapat disebut sebagai objek untuk meluapkan emosinya. Namun, apabila tergetnya tidak berada di sekitanya, objek apa pun akan menjadi penggantinya, dan terjadilah sikap agresif yang dilakukan dengan cara memukul atau memaki objek tersebut.

Dari hal tersebut, seseorang yang memiliki sikap agresif akan merasa paling benar dan jarang untuk menerima perkataan orang lain. Hal tersebut akibat dari emosi yang telah mendominasi pikirannya, sehingga apa pun yang dilakukannya akan dianggap benar karena sudah menjadi kebiasaan. hal ini tentu berdampak negatif bukan hanya terhadap diri sendiri saja, melainkan lingkungan sekitar akan merasakan dampaknya. Setiap orang berpikir bahwa dengan menjadi seseorang yang agresif akan selalu dihargai dan disegani oleh orang di sekitarnya. Padahal, hal tersebut justru kebalikannya, seseorang di sekitarnya akan menjauh dan tidak ingin mencari suatu hal yang berkaitan dengan dirinya. Hal inilah yang harus dibedakan seseorang bahwa emosi marah berbeda dengan perilaku tegas. Tujuan yang diingankan oleh seseorang tersebut merupakan sikap dari seseorang yang tegas.

Sikap tegas secara umum ialah sikap berani dan percaya diri untuk mengungkapkan apa yang benar dan apa yang salah, apa yang diinginkan dan tidak diinginka secara jelas, nyata, dan pasti. Apabila suatu hal itu salah dikatakanlah salah, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut dilakukan tanpa memandang kondisi dan siapa hal tersebut diutarakan. Perbedaan yang kontras antara emosi marah dan tegas memberikan dua perspektif yang berbeda dari setiap pandangan manusia. Dari sudut pandang orang yang memiliki emosi marah, cara terbaik untuk menghadapi orang yang meyerang haknya tentu akan direspons dengan emosi marah, bahkan dengan melukai orang lain. Namun, bagi seseorang yang tegas ia akan  mempertahankan haknya dengan cara yang cermat dan sopan. Bagi setiap orang yang memiliki sikap tegas, akan dapat dengan mudah mengekspresikan perasaan, pikiran, dan keyakinannya dengan sangat baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun