Terkait  pandemi covid-19 saat ini, kedua hal tersebut baik itu empati maupun kepekaan sosial terhadap korban covid-19 perlu ditingkatkan. Bahkan bukan hanya kepada korban, sikap empati dan kepedulian juga dibutuhkan oleh keluarga, petugas medis dan tentunya aparat pemerintah yang berada digaris depan memerangi Covid-19 saat ini.
Saya melihat, Covid-19 sesungguhnya adalah sebuah ujian. Dimana ujian tersebut bukan hanya tengah menguji ketahanan bangsa ini dari segi kesehatan, ekonomi bahkan pertahanan dan keamanan. Namun dari segi lain ikut menguji mentalitas dan kepedulian masyarakat terhadap sesama.
Sebagai orang awam dan bukan pakar dibidang tertentu terutama terkait Covid-19, saya berpendapat bangsa ini tengah berperang melawan Covid-19. Sebuah perang yang bukan hanya tugas pemerintah maupun petugas medis yang telah lebih dahulu mempertaruhkan nyawanya. Namun perang kita bersama.
Tugas masyarakat bukan lagi sekedar menjaga jarak (physical distancing), atau tetap tinggal dirumah (stay at home) atau membiasakan cuci tangan semata. Hal tersebut adalah perilaku standar yang mau tak mau harus kita patuhi. Namun lebih dari itu perlu kesadaran penuh untuk membantu menerangi Covid-19 ini dengan mengembangkan sikap empati dan kepekaan sosial.
Empati dan kepekaan sosial yang tidak hanya dibutuhkan para korban, petugas medis dan aparat pemerintah. Lebih dari itu, Â sikap tersebut juga harus lebih dikembangkan ditengah kehidupan masyarakat saat ini.Â
Selain pada korban yang terdampak langsung, empati dan kepekaan sosial perlu diberikan kepada masyarakat kalangan bawah yang paling banyak terdampak secara ekonomi akibat pandemi ini. Sikap empati dan kepekaan sosial sesungguhnya bisa menjadi salah satu senjata bagi kita dalam perang ini.  Semoga kita sebagai sebuah bangsa mampu  bersama-sama memenangkan perang melawan pandemi covid-19 ini sesuai dengan tugas dan porsi kita masing-masing.
Weni Fitria, Sebuah catatan ditengah pandemi, 01 April 2020.