Mohon tunggu...
Weli Hustianto
Weli Hustianto Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Belajar Nulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

[Mudik Selamat bagi Pengguna Sepeda Motor] Berkumpul Sanak Sedulur Atau Mau Dikubur?

29 Juni 2016   22:06 Diperbarui: 29 Juni 2016   22:29 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by balingbambu.com

Maaf jika judul artikel ini terlalu offense atau kurang enak didengar,  tetapi ini adalah bentuk keprihatinan penulis terhadap para pemudik yang nekat pulang kampung bersama keluaraga menggunakan sepeda motor.

Bagi masyarakat perkotaan khususnya yang berasal dari Jabodetabek dan Bandung, hari raya idul fitri merupakan momentum terbaik untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarga yang ada di kampung. Tidak sedikit masyarakat rantau sudah menyiapkan biaya jauh hari agar bisa mengikuti tradisi tahunan ini.

Berbagai macam mode transportasi dipilih untuk dapat sampai ke kampung halaman, mulai dari pesawat, kereta api, bus, mobil pribadi dan sarteran, bahkan ada yang nekat menggunakan kendaraan roda dua. Yang membuat saya mengerenyitkan dahi tidak lain dan tidak bukan adalah para pemudik yang nekat pulang kampung menggunakan sepeda motor. Bagi mereka yang masih muda (bujangan) mungkin mudik menggunakan sepeda motor adalah hal yang biasa, anggap saja mereka lagi touring keluar kota. Yang jadi masalah pelakunya adalah mereka yang sudah berkeluarga, Suami yang bawa motor, isterinya dibonceng bersama barang-barang (tas, kardus, galon, bahkan kulkas juga dibawa), belum lagi ada bocah yang turut menjadi peserta, saya kurang paham dengan pola pikir mereka, si anak yang duduknya didepan itu mungkin dijadikan tameng oleh bapaknya untuk menahan angin yang akan menerpa? 
Pesan saya, kalau belum bisa membahagiakan anak minimal orang tua jangan menyiksa kayak gitu dong. Anak dan isteri juga berhak untuk mudik selamat

Picture by ridergalau.com
Picture by ridergalau.com
Saya pernah melakukan perjalanan jauh dari Depok ke Palembang (Muara Enim) menggunakan sepeda motor.
Pada saat itu usia saya masih 20 tahun, cuma membawa satu ransel, mengendarai motor Harimau (nyebut merk denda).
Alhamdulilah waktu itu saya sampai ke rumah dengan selamat, tak ada satu pun dari kami (konvoi) yang mengalami lecet. Itu adalah perjalanan terjauh saya menggunakan sepeda motor, butuh sehari semalam buat menyelesaikan perjalanan itu.
Dari sana saya memutuskan agar itu menjadi perjalanan jauh pertama sekaligus terakhir saya menggunakan sepeda motor.
Apa yang membuat saya kapok? Bukan rampok, tapi pinggang saya seolah ingin berpisah dengan kaki dan tangan, benar-benar melelahkan, ditambah lagi punggung yang memerah hasil dari kerokan.

Terus masalahnya? Jika usia 20 tahun saja saya mengalami lelah yang luar biasa bagaimana dengan bapak-bapak pengendara? Okelah bapak punya fisik kuat ketimbang saya, terus bagaimana dengan nasib anak dan isteri anda? Jika isteri anda harus berjam-jam bertahan melawan himpitan barang bawaan, nasib lebih buruk harus dialami anak kalian, beratus kilometer harus menahan kencangnya angin ditambah debu-debu yang berterbangan ke mata mereka. Ingat, sistem daya tahan tubuh anak-anak belum terlalu kuat, pak.
Apalagi peluang terjadinya kecelakaan sepeda motor jauh lebih besar ketimbang pulang menggunakan angkutan masal.

Dari data Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan di Jakarta menunjukkan bahwa jumlah kecelakaan pada hari Lebaran 2015 tercatat 247 kasus, atau turun 82 persen bila dibandingkan 2014, yakni 1.396 kasus.
"Korban tewas pada Lebaran tahun ini juga turun menjadi 53 orang. Berbeda dengan tahun lalu, korban tewas mencapai 310 orang di hari Lebaran," kata Menteri Perhubungan Ignatius Jonan.
Sementara jumlah korban yang menderita luka berat dan luka ringan pada hari Lebaran tahun ini tercatat sebanyak 87 orang dan 350 orang. Padahal tahun lalu, jumlah korban luka berat dan luka ringan pada Lebaran 2014 mencapai 465 orang dan 732 orang.
Penurunan jumlah korban kecelakaan saat mudik lebaran tidak terlepas dari usaha pemerintah dan kemenhub dalam memberikan program mudik gratis bagi pemudik sepeda motor.

Saran saya kalau memang ingin pulang kampung bersama anak dan isteri mending menggunakan transportasi masal saja, kalian bisa naik pesawat terbang.
 “Pesawat terbang gigi lu? Memangnya situ mau beliin tiket? Lagian kami sekeluarga phobia terhadap ketinggian!”
 Yaudah, saya kasih opsi kedua, naik bus.
 “Harga tiket bus naik tiga kali lipat kalau lebaran! Memangnya situ mau ngasih ongkos pulang pergi?
 Gimana kalau naik kereta api? Tiketnya tidak terlalu mahal.
 “Sotoy lu ye! Tiket kereta api sudah ludes, kita gak kebagian”
 Gak usah mudik dong pak!
 “Enak banget lu ngomong, gue mau ketemu keluarga, mau nyeritaain masalah kerjaan gue, mau cerita ke tetangga kalau gue baru beli TV 14 inci!”
  Kenapa tidak ikut program mudik gratis? Kan banyak perusahaan yang memberikan mudik gratis dengan fasilitas yang cukup baik.
 “Kalau ikut mudik gratis berarti motor gue ditinggal dong?”
 Iya pak, ditinggal dulu beberapa hari.
 “Kalau nanti motor gue dicuri, situ mau ganti?
 Di Jakarta ada kebijakan kalau warganya mau mudik, motor yang ditinggal bisa diitipkan ke kantor RW setempat.
 “Pokoknya motor gue harus dibawa, biar masayarakat sekampung tahu kalau gue punya motor”
 Begini aja pak, Bapak suruh anak dan isteri bapak ikut program mudik gratis terus bapak mudik pakai motor sendiri.
 “kami sekeluarga harus mudik bareng, jangan pisahkan kami sekeluarga.

Picture by dephub.go.id
Picture by dephub.go.id
Kalau bapak masih ngotot ingin mudik bersama keluarga dan juga motor kesayangannya mending bapak ikut program mudik gratis yang diadakan oleh kemenhub alias kementrian perhubungan. Disana bapak bisa mudik gratis menggunakan bus atau kereta api yang telah disediakan oleh kemenhub, motor bapak juga akan dibawa.
Syaratnya apa saja?

Memiliki SIM dan STNK yang masih berlaku;
Wajib membawa STNK, SIM dan KTP asli beserta masing-masing 3 (tiga) lembar fotocopiannya;
Tidak boleh ada modifikasi atau aksesoris tambahan pada sepeda motor
Kaca spion wajib dilepas dan dibawa pemilik atau pemudik;
Jumlah helm sesuai dengan kebutuhan,dibawa oleh pemilih saat mudik;
Harus ada penyangga atau standar tengah (standar dua);
Harus dilengkapi dengan pegangan belakang;
Untuk keamanan pengangkutan, tangki bensin harus kosong saat akan diangkut, pihak ekspeditur akan melakukan pengecekan ulang dan pengosongan tangki bbm;
Kunci sepeda motor diberikan kepada petugas ekspedisi atau panitia pelaksana;
Mengisi formulir pendaftaran.

Moda Bus:

ARUS MUDIK
Menyerahkan Sepeda Motor, saat arus mudik diserahkan pada tanggal 29 dan 30 Juni 2016 di Perum BULOG Divre 1 Jakarta, Jl. Perintis Kemerdekaan - Kelapa Gading – Jakarta Utara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun