Ada satu hal yang semakin langka di tengah dunia yang sibuk dan penuh tekanan ini tertawa lepas. Bukan sekadar senyum sopan karena basa-basi, atau tawa kecil karena membalas pesan lucu dari teman. Tapi tawa yang benar-benar jujur---lepas, ringan, dan datang dari hati yang lega.
Kita hidup dalam realitas yang serba cepat. Bangun pagi, langsung disambut notifikasi dari grup kerja, email, dan target harian. Siang bergelut dengan laporan, presentasi, atau kerja lapangan. Malam belum tentu istirahat. Pikiran masih berkeliaran memikirkan apa yang belum selesai hari ini, atau kekhawatiran tentang hari esok.
Tanpa sadar, kita jadi manusia yang terlalu serius menjalani hidup. Wajah tegang, bahu berat, pikiran sumpek. Bahkan saat ada jeda sejenak untuk bersantai, otak masih aktif berpikir, "Apa saya sudah cukup baik hari ini? atau Besok harus mulai dari mana lagi, ya?
Padahal, tertawa itu kebutuhan, bukan kemewahan. Ia bukan hanya pelengkap suasana, tapi bisa menjadi penyelamat dalam situasi terberat sekalipun. Tertawa adalah bentuk sederhana dari kebahagiaan yang jujur. Tidak butuh modal besar, tidak perlu rencana matang cukup momen yang pas dan hati yang terbuka.
Saya ingat betul satu momen ketika semua terasa begitu berat. Deadline bertumpuk, dompet menipis, tubuh lelah, dan semangat mulai redup. Dalam kondisi seperti itu, tawa jelas bukan prioritas. Tapi malam itu, secara tak sengaja, saya melihat video seekor anak anjing yang mencoba menggonggong tapi malah batuk. Sederhana sekali, tapi entah kenapa saya tertawa. Lepas. Jujur. Lega.
Ajaibnya, setelah itu saya merasa lebih ringan. Masalah saya tidak serta-merta hilang. Tapi malam itu, saya bisa tidur tanpa beban seberat biasanya. Di situlah saya sadar kita mungkin tidak bisa menyelesaikan semua masalah sekaligus, tapi kita bisa memberi jeda, sejenak saja, dengan tertawa.
Secara ilmiah, manfaat tertawa itu nyata. Tawa melepaskan endorfin, hormon pereda stres alami dalam tubuh. Ia menurunkan tekanan darah, meningkatkan daya tahan tubuh, memperbaiki suasana hati, bahkan dalam jangka panjang menjaga kesehatan jantung. Tak heran, beberapa rumah sakit di luar negeri menerapkan clown therapy---menghadirkan badut lucu di ruang rawat untuk membantu pasien, terutama anak-anak, merasa lebih nyaman dan berani.
Di dunia kerja, orang-orang yang humoris biasanya lebih disukai dan mudah diterima. Bukan karena mereka tidak serius bekerja, tapi karena mereka menciptakan atmosfer yang lebih manusiawi. Di tengah rapat yang tegang, satu dua candaan receh kadang justru menyelamatkan mood tim.
Hal yang sama berlaku di ruang kelas. Guru yang mampu menyelipkan humor dalam penyampaian materi sering kali lebih disukai siswa. Suasana yang menyenangkan membuat otak lebih santai, dan pelajaran jadi lebih mudah diserap. Belajar tidak harus selalu serius. Belajar bisa juga sambil tertawa, asal tetap bermakna.
Tapi tentu saja, tidak semua humor itu baik. Di era yang makin sensitif ini, kita perlu lebih bijak memilih bahan candaan. Jangan sampai demi terlihat lucu, kita malah menyakiti orang lain. Humor yang baik adalah yang menyembuhkan, bukan yang menertawakan luka.
Tertawalah bersama, bukan menertawakan. Karena tawa yang paling indah adalah tawa yang lahir dari kenyamanan, bukan keterpaksaan. Dan jika ingin mulai dari yang paling sederhana, tertawalah pada diri sendiri. Bukan untuk merendahkan, tapi sebagai cara berdamai. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Kadang, justru kesalahan dan kecerobohan kita sendiri yang bisa menjadi bahan candaan paling jujur dan melegakan.
Kita tidak bisa menolak kenyataan bahwa hidup itu berat. Tapi bukan berarti kita harus menjalaninya dengan wajah tegang setiap waktu. Memberi ruang untuk tertawa bukan berarti kita tidak menghargai tanggung jawab. Justru dengan tertawa, kita sedang menjaga kewarasan dan kesehatan mental untuk terus kuat menapaki hari.
Mulailah dari hal-hal kecil. Tonton video lucu, baca meme konyol, nikmati cerita receh teman. Atau hubungi sahabat lama yang kamu tahu, selalu berhasil membuatmu tertawa hanya dengan satu ekspresi atau kalimat absurd.
Dan yang paling penting jangan takut terlihat "tidak serius". Kadang, justru mereka yang bisa tertawa di tengah tekanan adalah orang yang paling tangguh. Karena mereka tahu, tertawa bukan bentuk pelarian, melainkan cara untuk tetap waras dan kuat.
Jadi, jika hari ini terasa berat, jangan langsung merasa gagal. Mungkin kamu hanya butuh istirahat, secangkir teh hangat, dan satu-dua tawa. Tidak harus keras, tidak harus lama. Cukup sejenak saja.
Karena sungguh, serius terus bisa bikin cepat tua. Dan hidup ini terlalu singkat untuk dijalani tanpa tawa.
Yuk, tertawa sejenak. Sebelum lanjut menaklukkan dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI