Mohon tunggu...
Welianus Zega
Welianus Zega Mohon Tunggu... Administrasi - Ono Niha

anak kampung yang sedang bermimpi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Polemik Penolakan Jenazah Covid-19 di Kota Gunungsitoli

29 Agustus 2020   16:43 Diperbarui: 30 Agustus 2020   23:15 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.metro7.co.id 

Kejadian penolakan pemakaman jenazah Covid-19 di Kota Gunungsitoli Sumatera Utara baru-baru ini menjadi hangat diperbincangkan diberbagai media sosial.

Hal ini menggerakkan saya untuk kembali menulis disini mengingat penolakan tersebut berlangsung dikampung halaman saya.

Berada dalam dilema malu dan terharu, saya menulis tulisan ini dengan penuh percaya diri.

Malu karena penolakan itu seharusnya tidak terjadi sebab dapat mencoreng nama baik kampung halaman saya.

Karena tampak seperti tidak menunjukkan rasa kemanusiaan, simpati dan empati.

Disisi lain, saya terharu karena masyarakat disana mampu dan mau menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah sebagai wujud negara demokrasi, tidak menjadi apatis dan bungkam.

Saya tertarik untuk menyelisik lebih jauh apa sebenarnya akar permasalahan sehingga terjadi penolakan pemakaman jenazah didua kecamatan ini sekaligus di Kota Gunungsitoli,

yaitu Kecamatan Gunungsitoli Alo'oa dan kemudian Kecamatan Gunungsitoli Utara (walau pada akhirnya dikuburkan di kecamatan ini).

Dan dalam tulisan ini saya telah menyimpulkan dua alasan, yaitu:

Alasan pertama,bahwa penolakan masyarakat disebabkan karena pengetahuan yang minim tentang virus COVID-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun