Mohon tunggu...
Welhelmus Moy
Welhelmus Moy Mohon Tunggu... Belajar Menulis

Memulai

Selanjutnya

Tutup

Trip

Jejak Cinta di Puncak Gunung Gamkonora

18 Agustus 2021   14:07 Diperbarui: 18 Agustus 2021   14:28 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasrat untuk menikmati indahnya alam Indonesia,  Seakan-akan tidak pernah habis-habisnya., sebab mengapa indonesia terlalu indah disetiap obejk wisata Alam di setiap propinsi dan kota seindonesia

Beberapa pekan yang lalu ketika diselah-selah Acara keorganisasian,  saya dan beberapa teman-teman bercerita singkat.  Ada semacam timbul saling megajak dianatara kami untuk menikmati wisata Alam di Gunung Gamkonora

Kesepakatan diatara kami, ternyata tidak terlalu semua yang sepakat untuk pergi mendaki,  hanya beberapa di antara kita

Saya mengajak saudara di desa(george)/Ange dan Siska Gia, Untuk pergi ke puncak Gamkonora. 

Tepat 16 Agustus kita terkumpul di Depan STPK BANAU, sekitar jam 12 siang sambil tunggu teman-yang lan,  saya bertemu Rion weno dan saudaranya, Arlen marau dan Te Rena. 

Cuaca yang panca roba,  terjadi ketika hari hendak mau sore, dan tidak sala lagi hujan yang begitu Deras menghantui perjalanan kami ke tempat pendakian di Desa Gamsungi di kecamatan ibu

Sekitar jam 6 sore lamanya baru kami bisa mulai Bergegas menyiapkan diri, dan bekal untuk mulai mengikuti perjalann pendkian ke puncak Gunung Gamkonora.

Perjalann terhenti sejenak dibawah kebun produksi,  kami mulai Berdoa meminta Tuhan yang maha esa menyertai perjalan kami,  tim kami yang terdiri saya siska, ange, geri Te Rena, rion, dan arlen dan beberapa saudaranya menyatakan siap untuk Naik ke rute selanjutnya

Akibat Cuaca yang buruk,  memaksa perjalanan kami lebih ekstra., karna sebab jalanan yang di penuhi becek yang begitu licin memaksa kami lebih berhati-hati. Perjalan yang riang gembira adalah modal semangat kami

1 pos ke pos lainya bisa kami taklukan,  itu semua karna kami selalu kompak menolong,  satu dengan yang lain dalam perjalanan menuju pos selanjutnya

Matahari sudah terbenam,  pertanda hari suda malam,  perjalan lebih butuh tenaga eksatara adalah ketika  masuk Semak-semak/(kano-kano) dalam perjalan kami bertemu teman-teman yang turun,  dan ada yang naik sama-sama dengan kelompok kami. 

(Dokpri)
(Dokpri)

Suasana malan,  mekasa kami berhenti di pos 5 dan 6 guna untuk memasak Air dan membuat Kopi, menghangatkan tubuh yang mulai terasa kedinginan

Setelah itu kami mulai berjalan Satu langka ke langka selanjutnya,  hinga tak terasa pukul 1 malan,  kita sampai di tempat peristirahatan di dekat talaga gunung Gamkonora

Tendum kami mulai pasang,  dan bahan makan mulai kami masak,  dan ditambah tubuh kami yang butuh makanan, sehinga mengharuskan kami makan malam itu. 

Sambil makan,  kami berbagi cerita tak terasa tubuh mulai tetidur diantara kami,  dengan posisi tidur yang berdempetan kami mekasakan tubuh untuk tetap beristirahat malam itu. 

Jam 6 pagi adalah momen terindah,  ketika hendak terbangun dari tidur,  kami melihat ada sekitar kurang lebih 400 terbangun berlomba lomba pergi ke puncak tertinggi. 

(Dokpri)
(Dokpri)

Ada yang sibuk mengabadiakan monen,  ada yang sibuk seduh kopi,  dan bermacam macam kegiatan kamui semua dihari itu. 

Ada yang unik di pendakian hari kemerdekan Repoblik Indonesia, karna kita semua merayakan Hari kemerdekan di puncak Gunung gamkonora bersama-sama

(Dokpri)
(Dokpri)

Sang pusaka merah putih sempat di kibarkan oleh kelompok pendaki,  itu pertanda kita merayakan hari kemerdekan yang bekitu bersejarah dalam hari kemerdekan 17 Agustus 1945

Usia kemerdekan yang sudah tua,  memaksa kita kaum mudah harus lebih mencintai indonesia,  lebih mencintai Alam indonesia, 

(Dokpri)
(Dokpri)

Kami mulai bertemu sahabat-sahabat yang sudah jarang terlihat,  satu demi satu di puncak gunung Gamkonora., sambil bercerita adalah bagian yang baik pagi itu

Tak terasa logistik dan waktu memaksakan kita untuk turun kembali pulang,  hinga akhirnya kami mulai bongkar tendum dan mulai peking kembali peralatan,  dan tak lupa sampa harus di bawah pulang, agar gunung tetao terjaga dan lebih indah

Dukemen (Dokpri)
Dukemen (Dokpri)

Perjalan pulang kami diguyur hujan yang begitu Deras,  mekasa kami untuk lebih berhati hati,  karna jalan yang makin licin dan berlubang-lubang

Pada akhirnya kami Tetap sampai dengan selamat,  sekali lagi Selamat Hari kemerdekan repoblik indonesia yang ke 76 Tahun,  semakin jaya,  semakin tanggu dan semakin maju.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun