DOA MELANTUN
DI REMBANG PAGI
doa-doa yang melantun di rembang pagi
dari manapun
datangnya
dari surau,mesjid, rumah doa, kapel,
kamar-kamar doa
rumah-rumah ibadah yang memenuhi negeri ini
adalah doa-doa khusuk devosional dari sosok manusia
yang menyadari kedirian dan kefanaannya
itu bukan doa beraroma formalisme keagamaan
atau refleksi rutinitas religiositas manusia modern
yang hidup ditelan
kecanggihan teknologi modern informasi dan sedang digerus virus tanpa putus
itulah doa yang lahir dari kedalaman spiritualitas sosok manusia
yang tengah menjalani ziarah panjang di tengah
realitas profan dan sekuler yang meliliti zaman ini
setiap pagi kunikmati keindahan lantunan azan
dari mesjid takjauh dari rumahku
lantunan ayat-ayat suci seperti itu
menghadirkan rasa damai amat
spesifik bagi pribadiku
mengantarkan nuansa religius vertikal transendental tiada terbandingkan
ada juga orang-orang yang memperoleh hidayah
melalui lantunab ayat-ayat kitab suci
lalu ia memberi keputusan eksistensial
yang mempengaruhi
perjalanan ziarah
yang ia tempuh
kita mengamini sebuah keputusan pribadi yang memiliki basis regulasi
tanpa mesti memicu kegaduhan yang takperlu
rembang pagi yang berpijarbinar
dan turun dari langit putih yang berkilau kemilau
mesti kita sambut
dengan hati putih
doa syukur kehadirat ilahi
membaca ayat-ayat kitab suci
kekuatan spiritual yang kita peroleh dari doa, membaca dan atau melantunkan
ayar kitab suci memperkuat daya imunitas kitab
yang bisa menolong kita
tatkala virus-virus itu melahap kita
mempenetrasi paru-paru kita
dan menjungkalkan kita ke gerbang kematian
doa yang dilantunkan dirembang pagi
melahirkan kita kembali
menjadi imago dei
menjadi khalifatullah
yang di sukai dan dihargai banyak orang
Jakarta, 4 November 2021/pk 4.10
Weinata Sairin