Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Doa Melantun di Rembang Pagi

5 November 2021   01:00 Diperbarui: 5 November 2021   01:03 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdoa | sumber  : bola.com

DOA MELANTUN
DI REMBANG PAGI

doa-doa yang melantun di rembang pagi
dari manapun
datangnya
dari surau,mesjid, rumah doa, kapel,
kamar-kamar doa
rumah-rumah ibadah yang memenuhi negeri ini
adalah doa-doa khusuk devosional dari sosok manusia
yang menyadari kedirian dan kefanaannya

itu bukan doa beraroma formalisme keagamaan
atau refleksi rutinitas religiositas manusia modern
yang hidup ditelan
kecanggihan teknologi modern informasi dan sedang digerus virus tanpa putus
itulah doa yang lahir dari kedalaman spiritualitas sosok manusia
yang tengah menjalani ziarah panjang di tengah
realitas profan dan sekuler yang meliliti zaman ini

setiap pagi kunikmati keindahan lantunan azan
dari mesjid takjauh dari rumahku
lantunan ayat-ayat suci seperti itu
menghadirkan rasa damai amat
spesifik bagi pribadiku
mengantarkan nuansa religius vertikal transendental tiada terbandingkan
ada juga orang-orang yang memperoleh hidayah
melalui lantunab ayat-ayat kitab suci
lalu ia memberi keputusan eksistensial
yang mempengaruhi
perjalanan ziarah
yang ia tempuh
kita mengamini sebuah keputusan pribadi yang memiliki basis regulasi
tanpa mesti memicu kegaduhan yang takperlu

rembang pagi yang berpijarbinar
dan turun dari langit putih yang berkilau kemilau
mesti kita sambut
dengan hati putih
doa syukur kehadirat ilahi
membaca ayat-ayat kitab suci

kekuatan spiritual yang kita peroleh dari doa, membaca dan atau melantunkan
ayar kitab suci memperkuat daya imunitas kitab
yang bisa menolong kita
tatkala virus-virus itu melahap kita
mempenetrasi paru-paru kita
dan menjungkalkan kita ke gerbang kematian

doa yang dilantunkan dirembang pagi
melahirkan kita kembali
menjadi imago dei
menjadi khalifatullah
yang di sukai dan dihargai banyak orang

Jakarta, 4 November 2021/pk 4.10
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun