Kapankah dan Kapankah
senja temaram datang mengucap salam
ku masih termenung di beranda menyaksikan mentari perlahan redup sinarnya
ditelan awan
ada kicau burung
sibuk mencari sarangnya
lantunan azan magrib terdengar
dari mesjid memanggil umat menunaikan ibadah memperkuat iman takwa
mengarahkan pikiran ke aras vertikal transenden
di saat-saat covid 19 makin dalam menghunjam
merobohkan ribuan korban
sementara para ahli giat berwacana tentang efek vaksinasi
menggumpal tanya menyesakkan nurani
kapankah pandemi berhenti
mencengkeramkan kukunya di negeri ini
kapankah isak tangis, jerit histeris
ketakutan, hidup cemas dan waswas selesai
mengoyak tubuh bangsa ini
kapankah Tuhan
Kuasa Transenden
itu bertindak dalam kasihNya
memulihkan dan menyelamatkan
negeri ini
kapankah seluruh umat di negeri ini bersedia membuka ruang-ruang kehidupannya agar ajaran agama
menguasai kediriannya menuntun umat menapaki jalan lurus
pertanyaan-pertanyaan retorik filosofis seperti itu
selalu saja hadir
menyeruak di tengah kejenuhan membunuh waktu
di tengah kelelahan
melawan pandemi
kapankah, kapankah Sang Transenden yang telah keluar dari belenggu transendensinya
menjadi imanen
benar-benar hadir menyejarah bergumul dalam pergelutan umat manusia
mempertahankan hidup?
Jakarta, 24 Juni 2021/pk 4.00
Weinata Sairin