tatkala Yesus terangkat ke surga
dilingkupi awan kemuliaan
murid-murid terpana, terpukau
tak mampu melafaz kata
lalu mereka menatap kelangit
amazing, surprising
mereka menikmati dan menghayati
makna kenaikan Yesus ke surga
dalam iman yang
terus memekar
mereka merindukan awan kemuliaan itu
juga menjamah tubuh mereka yang rapuh
berpeluh tanpa daya
sebelum Yesus tertutupi awan kemuliaan di bukit Zaitun
ditegaskan bahwa para murid akan menerima kuasa
untuk menjadi saksi
hingga ke ujung bumi
gereja acap terpana dan terpukau
pada realitas empirik
pada konteks
gereja cenderung
menatap ke langit
dan abai terhadap
gumul juang
yang bertarung di bumi yang terluka
andai dua orang berpakaian putih
tak mendatangi locus de licti
dan mengingatkan
agar murid-murid tidak terpana melihat kelangit
realitas kekristenan
mungkin terbenam dalam stagnan
gereja tidak boleh terpana menatap ke langit
gereja dan komunitas kristiani
mesti berpijak di bumi
berakar di bumi nyata bukan di dunia virtual
gereja mesti mengukir karya :
membangun Indonesia yang majemuk
menjaga, merawat, memelihara dan mempertumbuhkannya
menuju entitas
potensial di dunia yang berkeadaban
Yesus telah naik ke surga
gereja dan kekristenan tetap berada di bumi
bersama seluruh umat yang majemuk
mengelola bumi
bagi kemaslahatan umat manusia!
Jakarta, 14 Mei 2021/4.35
Weinata Sairin.