Hal-hal baru secara bertahap mulai berubah ketika sebuah inisiatif yang dibentuk di bawah kerjasama antara lembaga pendidikan China dan Indonesia, yang disebut Confucius Institutes (CI), didirikan untuk pertama kalinya pada tahun 2011.
Mereka mengajar bahasa Mandarin, melatih guru atau calon guru, dan melaksanakan tes HSK.Â
CI membuka peluang bagi perguruan tinggi Indonesia untuk bermitra dengan universitas Cina untuk membuka program sarjana dalam bahasa Cina.Â
Ini juga menawarkan beasiswa bagi orang Indonesia untuk belajar bahasa Cina di Cina, sehingga ketika mereka kembali, mereka dapat mengajar.Â
Namun, banyak dari mereka yang kembali dari China lebih memilih bekerja di perusahaan China, yang membayar mereka dua kali lipat daripada menjadi guru.Â
Meskipun kontrak beasiswa menetapkan bahwa mereka harus mengajar bahasa Mandarin saat mereka kembali, banyak siswa yang tidak memenuhi kontrak dan memilih untuk bergabung dengan perusahaan China.
Penting untuk menyadari pentingnya mengatasi hambatan linguistik-budaya dalam hubungan Indonesia-Cina.Â
Dengan memahami bahasanya, masyarakat Indonesia akan lebih mengenal norma dan adat istiadat masyarakat Tionghoa, cara berbisnis, serta kepentingan nasional dan institusional.Â
Hal ini dapat menghasilkan perumusan kebijakan yang lebih tepat terhadap China, yang pada akhirnya mengarah pada hubungan yang lebih bermanfaat antara kedua negara.