Mohon tunggu...
Wawan Periawantoro
Wawan Periawantoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Punya usaha kecil-kecilan

Seorang ayah sederhana yang terus berusaha membuat keluarga bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perjalanan Panjang dari Revolusi Mental ke Revolusi Sosial

25 Januari 2021   14:41 Diperbarui: 25 Januari 2021   15:11 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: cnnindonesia.com

Munculnya tokoh-tokoh revolusioner membawa pesan-pesan revolusioner dan solidaritas. Salah satu contohnya yaitu kehadiran Agus Harimurti Yudhoyono yang sebelumnya dianggap angin lalu namun berkat keberaniannya melawan rezim dalam kasus UU Omnibus Law menjadikan dirinya sebagai sosok heroik. Tokoh revolusioner baru bisa bersinergi dengan tokoh lama seperti Habib Rizieq Shihab, kedepannya mereka dapat membangun front bersama dalam mengarahkan publik pada perubahan.

Sedangkan masalah ideologi perjuangan, ideologi berarti alat untuk sebuah tujuan. Lengkapnya, ideologi yaitu seperangkat nilai-nilai yang mengikat dan mewarnai sebuah gerakan sosial untuk mencapai tujuannya. Ideologi perjuangan dan perlawanan sudah melahirkan nilai-nilai yang mengikat collective ideas yaitu anti kapitalisme, anti oligarki dan pihak yang ingin mendorong nilai sosialistik.

Saat Profesor ahli Hukum UGM menyerukan tentang pembangkangan sosial, hal tersebut bukan merupakan hal buruk. Justru seruan tersebut menjadi bentuk reaksi dan aksi.

Kegagalan Revolusi Mental


Revolusi Mental yang digaungkan oleh Jokowi ini adalah gagasan untuk menghancurkan kehidupan materialistik dan memperkaya diri dalam masyarakat. Tertulis di Kompas pada bulan 2014 silam, gagasan lain dari Jokowi ialah menghancurkan budaya korupsi di Tanah Air.

Melalui Inpres 12/2016, terdapat lima program Gerakan Nasional Revolusi Mental yaitu Program Gerakan Indonesia Melayani, Program Gerakan Indonesia Bersih, Program Gerakan Indonesia Tertib, Program Gerakan Indonesia Mandiri, dan Program Gerakan Indonesia Bersatu.

Nyatanya tidak semudah itu untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Korupsi besar masih terjadi seperti skandal asuransi Jiwasraya dan ketua KPK yang menggunakan fasilitas swasta untuk kepentingan pribadi. Bahkan sekelas Mahfud MD, mengakui bahwa pemerintah merasa tidak mampu dan tidak berdaya, bahkan presiden soal penegakan hukum ini.

Mengapa Revolusi Mental Jokowi bisa gagal?


Pertama, Jokowi terjerat pada persekutuan oligarki partai dan pemilik modal yang sebagiannya sudah terbiasa korupsi. Kedua, Jokowi tidak mempunyai basis sosial yang kuat dalam gagasan revolusi mental. Dan yang terakhir gagasan ini bersifat artifisial. Artinya, Jokowi hanya ingin gagah gagahan unjuk gagasan dalam menuju kekuasaan.

Jika sudah tahu gagal, lantas apalagi yang harus dibenahi? Sebelum semuanya semakin memburuk. Tidak diharapkan keburukan itu terjadi. Semoga tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun