Literasi Bukan Sekedar Baca TulisÂ
Â
Masifnya gerakan literasi disekolah-sekolah sangat menggembirakan, namun apakah sudah menyentuh ranah esensi atau hanya sebatas pelaksanaan program semata.
Literasi tentu bukan hanya sebatas aktifitas membaca dan menulis, tetapi juga bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengolah segala bentuk informasi dan pengetahuan untuk meningkatkan kecakapan hidup.
Jadi, literasi merupakan sebuah keterampilan seseorang untuk mengahadapi masa depannya, Kemampuan literasi yang baik memungkinkan seseorang untuk memahami, menganalisis dan menggunakan informasi dengan baik dan efektif.
Idealnya memang literasi menjadi bagian dari budaya modern suatu bangsa. Namun, pada kenyataannya ada kesalahan dalam memahami konteks literasi itu sendiri, dikita walaupun masif itu baru menjadi gerakan saja. Â
Harusnya memang melalui kemampuan literasi yang baik, pemahaman seseorang akan jauh lebih baik dalam menerima dan mengolah informasi dan mampu membantu berfikir kritis, tidak emosional dalam menyikapi setiap permasalahan dan tidak mudah berekasi. Â
Bagaimana dengan Gerakan literasi sekolah
Gerakan literasi sekolah bukanlah kegiatan baru, aktifitas ini sudah lama diterapkan disekolah-sekolah di Indonesia. Tentu kegiatan semacam ini sangat positif diberlakukan dikalangan siswa, ditengah-tengah massifnya penggunaan media social.
Gerakan literasi sekolah (GLS) harus ditumbuh kembangkan, kontinyu dan perlu pendampingan agar tetap menjaga keberlanjutan. Kegiatan ini akan erat kaitannya dengan berbagai aktifitas seperti membaca, melihat, menyimak, menulis atau berbicara.
Tujuan Gerakan Literasi sekolah, untuk apa?
Adalah sebuah ikhtiar yang dilakukan sivitas akademik (guru) dalam menumbuhkan budi pekerti siswa, dengan tujuan agar seluruh siswa memiliki budaya membaca dan menulis.
Dengan demikian, maka akan tercipta generasi pembelajaran sepanjang hayat,  melalui kegiatan rutin yang dilaksanakan ini diharapkan akan mampu mendorong, menumbuhkan budaya dan minat baca seluruh siswa dan pada akhirnya  meningkatkan keterampilan membacanya.
Ketika anda menyediakan waktu lima belas menit setiap hari sebelum dimulainya proses kegiatan belajar mengajar (KBM), ini langkah awal yang positif, untuk apa? Untuk melakukan pembiasaan membaca.
Dengan kegiatan membaca ini siswa di bimbing untuk membaca sebuah buku, setelah membaca kemudian siswa di suruh menceritakan apa yang di baca tadi, lalu siswa di suruh untuk menuliskan kembali yang di ceritakannya.
Diharapkan dari kegiatan itu siswa akan mengerti dan memahami buku yang dibacanya, jangan sampai mereka mampu membaca dan menulis tetapi tidak memahami isi bacaannya.
Melansir dari data yang diungkapakan oleh kang Maman Suherman di akun IG nya (instagram.com/reel), bahwa dari kegiatan literasi itu ada 3 manfaat yang akan di dapat:
- Enlighment (Mencerahkan)
- Enrichment (Memperkaya Wawasan) dan,
- Empowerment (Memberdayakan)