Raja Tanpa Mahkota
Pangeran Diponegoro adalah putra dari Sultan Hamengkubuwono III dari Kesultanan Yogyakarta. Ia dikenal sebagai sosok yang taat beragama, sederhana, dan peduli terhadap penderitaan rakyat. Ketidakadilan penjajah kolonial Belanda yang merampas tanah rakyat, campur tangan dalam urusan keraton, dan melemahkan nilai-nilai Islam memicu perlawanan.
-
Penindasan dan pajak yang mencekik rakyat oleh Belanda.
Ketidakpuasan atas intervensi Belanda di lingkungan keraton.
Pemasangan patok jalan oleh Belanda di atas tanah leluhur Pangeran Diponegoro tanpa izin (di Tegalrejo).
Jalannya Perang (1825--1830):
Perang dimulai saat Pangeran Diponegoro mengangkat senjata dan memimpin gerilya rakyat Jawa melawan Belanda pada 20 juli 1825, 200 tahun yang lalu. Ia didukung oleh tokoh-tokoh Keraton yang militan seperti Sentot Prawirodirjo dan Kyai Maja. Perang berlangsung sangat sengit dan meluas hampir ke seluruh wilayah Jawa. Strategi perang gerilya yang digunakan menyulitkan Belanda dan membuat mereka mengalami banyak kerugian.
Sikap Heroik Pangeran Diponegoro:
Teguh dalam prinsip: menolak kompromi dengan Belanda.
Pemimpin spiritual dan militer: menggabungkan perjuangan spiritual, fisik dan jihad melawan penjajahan.
Membela rakyat kecil: memperjuangkan hak-hak rakyat yang tertindas.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!