Mohon tunggu...
Wawan Fun Tahsin
Wawan Fun Tahsin Mohon Tunggu... Penyuluh Agama Islam KUA Mlati

Penyuluh Agama Islam, Guru Ngaji, Trainer Fun Tahsin, Konselor Rumah Keluarga Indonesia, Penulis Buku, Pembimbing Umroh/ Haji, Pembelajar, konsultan pendirian rumah quran, Toko Buku & Alquran, Konveksi seragam dewasa/anak serta Wisata Religi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Refleksi 200 tahun Perang Jawa bersama Pangeran Diponegoro

28 Juli 2025   08:24 Diperbarui: 28 Juli 2025   08:24 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pantang menyerah dan Pandai Mengatur Strategi, meski kekuatan senjata dan logistik terbatas, tetapi mampu bertahan dan memporakporandakan pertahanan musuh.

  • Memiliki Kecerdasan literasi yang mumpuni, dengan menulis babad diponegoro.

  • Akhir Perang:
    Pada tahun 1830, Pangeran Diponegoro ditangkap secara licik dalam perundingan damai di Magelang. Ia kemudian dibuang ke Manado, lalu ke Makassar, tempat ia wafat pada tahun 1855.

    Warisan Perjuangan:
    Perang Jawa merupakan perang terbesar di Indonesia pada abad ke-19 dengan syahid mencapai ratusan ribu jiwa. Semangat perjuangan dan keteladanan Pangeran Diponegoro menginspirasi generasi perjuangan berikutnya. Ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia dan dikenang sebagai simbol perlawanan terhadap kolonialisme. 

    Adapun Nilai-Nilai Perjuangan Perang Jawa di bawah Pimpinan Pangeran Diponegoro yang Relevan untuk Generasi Saat Ini diantaranya:

    1. Keimanan dan Ketaqwaan
      • Perjuangannya tidak lepas dari pemahaman agama yang utuh, semangat beramal sholeh, dan amar ma'ruf (menebarkan kebaikan) dan nahi munkar (membasmi kemunkaran), serta semangat jihad (bersungguh-sungguh mewujudkan cita kemerdekaan dari penghambaan kepada selain Allah swt).

      • Relevansi : Di era modern, keimanan menjadi fondasi moral yang penting dalam membangun karakter bangsa.

    2. Cinta Tanah Air dan Nasionalisme

      • Diponegoro berjuang untuk membela tanah air dengan cara mengusir musuh penjajah.

      • Relevansi: Generasi sekarang perlu mencintai dan menjaga kedaulatan bangsa dalam bentuk kekinian, seperti melawan korupsi, hoaks, cybercrime, cyberbullying, dan radikalisme, serta memupuk sikap optimisme, perilaku bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, Persaudaraan, Humanity (persamaan hak sesama manusia), penegakan keadilan hukum, keteladanan perilaku positif dan produktif, dst.

    3. Keteguhan dan Konsistensi dalam Prinsip

      • HALAMAN :
        1. 1
        2. 2
        3. 3
        4. 4
        Mohon tunggu...

        Lihat Konten Politik Selengkapnya
        Lihat Politik Selengkapnya
        Beri Komentar
        Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

        Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun