Mohon tunggu...
Wawan Supriadi
Wawan Supriadi Mohon Tunggu... lainnya -

LAHIR DI SUMEDANG TANGGAL 20 NOVEMBER 1966 -. PERNAH JADI GURU DI SMP DAN SMK SEJAK TAHUN 1988 SAMPAI TAHUN 2013. PROGRAMMER DI RSU KABUPATEN SUMEDANG - SENANG MEMPELAJARI SOFTWARE 3D ANIMATION E-Mail wulansoft.computindo@gmail.com Website :http://rsudsumedang.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Harimau dan Kancil

11 November 2009   04:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:23 1401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pada jaman dahulu dimana hewan bisa bicara ada seekor Induk harimau dengan anaknya jalan-jalan sambil ngobrol ngaler ngidul. Lagi asiknya berbicara tiba-tiba lewatlah seekor kancil yang lari ketakutan melihat ada harimau, celakanya kancil tersebut sempat terlihat oleh anak harimau, maka merengeklah dia ke ibunya ingin ditangkapkan kancil, “Mak, tuh ada kancil lari, tangkapin dong mak eneng kan belum sarapan”. Induk harimau menjawab dengan malas ,”Jangan ah neng, emaknya lagi tidak enak badan, lagian kancilnya kan sudah pergi jauh, nanti saja kita cari kelinci, kan dagingnya lebih enak”. Tapi dasar anak kecil harimau atau manusia sama saja , dia merengek sambil nangis “Nggak mau kelinci !, Eneng mau daging kancil !!!” demikian seterusnya si anak ngotot ingin daging kancil si emak ngotot tidak mau karena badannya kurang sehat, tapi karena si anak ngotot terus ya apa boleh buat dengan malas dan badan yang agak letih kancil itu dikejar oleh induk harimau tersebut.

Tahu dirinya dikejar oleh harimau, dan sadar hidupnya terancam si Kancil pun berlari dengan cepatnya. Kita semua tahu kancil digambarkan sebagai mahluk yang cerdik, demikian juga Kancil dalam cerita ini selain cerdik juga cerdas. Dia berfikir tidak ada gunanya menghindar dari kejaran harimau toh akhirnya akan tertangkap juga. Kebetulan di depan terdapat pagar bambu, karena badan kancil kecil dia bisa melewati celah pada pagar bambu tersebut, sedangkan si Harimau karena terlalu bernapsu tidak memikirkan ukuran badannya dia memaksa masuk ke celah pagar akhirnya bisa ditebak, badannya terjebak maju tidak bisa mundur pun tidak bisa.

Melihat harimau terjebak, kancil menghentikan larinya dan menghampiri harimau. Oh ya lupa Kancil yang ada di cerita ini adalah kancil jantan, dan sudah terkenal di kampungnya Kancil Jantan ini agak-agak Hypersek. Melihat harimau terjebak, timbulah niat jahat si Kancil maka dia bersorak dalam hatinya ”Nah hehehe”, si kancil pun menyelinap ke belakang harimau dan terjadilah sesuatu kejadian yang diluar perikebinatangan.

Pada saat itu harimau hanya bisa menitikan air matanya, rasa malu, rasa marah, rasa menyesal bercampur menjadi satu. Setelah selesai melakukan hajatnya si Kancil berjalan ke hutan sambil bersiul, sebelumnya ia tidak lupa mengecup kening harimau mungkin sebagai rasa terima kasihnya hehehe.

Sambil menangis, induk harimau tersebut berusaha melepaskan diri dari pagar bambu, akhirnya menjelang sore hari dia berhasil melepaskan diri. Spanjang jalan pulang ke rumahnya dia menangis, ya wajar saja karena dia merasa terhina Seekor Harimau yang sudah bersuami diperkosa oleh seekor kancil yang biasanya menjadi santapannya. Sesampainya di rumah induk harimau tersebut disambut oleh anaknya yang sudah lama menunggu ibunya datang sambil membawa kancil untuk disantap bersama, tapi ternyata ibunya datang tidak membawa apa-apa akhirnya si anak kancil bertanya pada induknya ”Mak, mana si Kancil, kok tidak ada” mendengar perkataan anaknya tersebut kemarahan si Induk Harimau tidak terbendung, ”Kamu jangang kurang ajar yah ! kamu sekali-kali jangan bilang Si Kancil !” si anak keheranan ”Habis saya harus bilang apa mak, kan biasanya juga bilang Si Kancil” Si Induk Harimau menjawab masih dalam keadaan marah ”Lain kali kamu  jangan panggil Beliau Si Kancil, tapi panggil  beliau dengan Papih, masa segitu saja tidak bisa ? gitu aja kok repot!” Si anak bengong tidak habis pikir kenapa ibunya bersikap tidak seperti biasanya. Tapi seandainya si anak mengetahui apa yang terjadi mungkin tidak akan merasa heran seperti ini hehehe

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun