Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Penacinta

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Membaca Potensi Match Fixing: Skema Terselubung Partai Hidup Mati

11 Oktober 2025   16:35 Diperbarui: 11 Oktober 2025   17:12 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Match Fixing.| Ilustrasi: istock

Uang ini jauh melebihi gaji tahunan banyak pemain di liga menengah ke bawah. Godaan finansial yang sulit ditolak ini menjadi faktor utama, terutama tim, pemain, pelatih sebagai pelaku utama.

2. Transparansi bursa taruhan yang rendah: tidak seperti bursa saham, bursa taruhan global sering beroperasi di bawah pengawasan. Ketika uang dalam jumlah besar bergerak cepat pada hasil atau skor tertentu, sulit bagi regulator lokal untuk melacak sumbernya, sehingga memudahkan mafia beraksi tanpa terdeteksi.

3. Hukuman yang tidak setimpal: di banyak negara, hukuman bagi pelaku match fixing dianggap ringan dibandingkan keuntungan yang diperoleh. Pelaku berhitung bahwa risiko hukumnya rendah dibandingkan imbalan yang diterima, sehingga insentif untuk berbuat curang menjadi tinggi.

4. Kesenjangan kesejahteraan pemain: di liga-liga menengah ke bawah, banyak pemain tidak memiliki gaji atau kontrak yang stabil. Faktor kerentanan ekonomi ini menjadikan mereka sasaran empuk bagi mafia yang menawarkan uang dalam jumlah besar, jauh di atas penghasilan normal mereka.

Pintu Masuk Match Fixing

Analisis investigasi global menunjukkan bahwa match fixing adalah kejahatan terorganisir. Target yang disasar terbagi dua: teknis, langsung memengaruhi di lapangan dan non teknis yang memegang kendali diluar lapangan.

Sasaran Teknis (Lapangan)

1. Pelatih kepala: menurut temuan Europol dan laporan investigasi FIFA, suap pada pelatih dianggap sebagai cara paling efisien. Pelatih memiliki otoritas tunggal untuk memengaruhi hasil dengan cara yang paling sulit dilacak: strategi dan keputusan taktis. 

Suap dilakukan untuk memastikan starting eleven yang sengaja disusun untuk mengurangi kekuatan tim. Pergantian pemain yang aneh pada momen krusial (misalnya, menarik pemain kunci saat skor imbang.

2. Pemain kunci: mafia akan menyasar pemain yang rentan secara finansial pribadi atau ancaman psikologis. Mereka disuap untuk melakukan kesalahan elementer yang terlihat alami: salah passing fatal, gagal antisipasi offside yang disengaja, bunuh diri, time-wasting berlebihan dan semacamnya.

3. Wasit dan ofisial pertandingan: mereka bertanggung jawab untuk menghasilkan keputusan tertentu seperti penalti, kartu merah, atau perpanjangan waktu yang dapat mengubah skor akhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun