Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Penacinta

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kesehatan Mental: Curhat pada AI, Menukar Pengalaman Hidup dengan Mesin, Sehatkah?

10 Oktober 2025   13:25 Diperbarui: 13 Oktober 2025   21:55 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Curhat pada AI, Menukar Pengalaman Hidup dengan Mesin, Sehatkah? | Ilustrasi: Gemini

Mengandalkan AI berisiko menciptakan ketergantungan pada suara yang steril, mengabaikan kebutuhan otak kita akan hubungan sosial yang hangat dan nyata.

Risiko Isolasi dan Pelarian

AI memungkinkan pengguna untuk menarik diri sepenuhnya dari interaksi sosial yang menantang. Padahal, mengatasi trauma dan kecemasan seringkali membutuhkan latihan untuk menghadapi situasi sosial yang sulit.

Jika seseorang terus berkeluh kesah kepada AI, ia akan kehilangan kesempatan berharga untuk membangun keterampilan komunikasi interpersonal dan mendapatkan dukungan alami dari lingkaran sosialnya. AI berisiko menjadi 'kotak pelarian' yang justru memperburuk isolasi dan menghambat perkembangan mental.

AI Tak Mampu Mengganti Pengalaman Empirik

Inersia Pertumbuhan Diri

Keputusan untuk berkeluh kesah pada AI sebenarnya dapat dijelaskan melalui hukum fisika yang diterapkan secara psikologis.

Pertama, inersia psikologis: manusia cenderung menolak usaha masif yang diperlukan untuk pertumbuhan emosional (fighting against reality), menjadikan AI sebagai jalur least resistance.

Kedua, viskositas komunikasi: interaksi manusia-ke-manusia memiliki gesekan internal tinggi, risiko penilaian, kerentanan, dan kesulitan emosional.

AI menawarkan lingkungan viskositas nol yang memungkinkan komunikasi mengalir tanpa gesekan, sehingga kita mengorbankan pematangan diri demi kenyamanan berinteraksi tanpa risiko.

Pengalaman Empirik dan Kematangan Emosional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun