Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Penacinta

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kala Senja dalam Terik

3 September 2025   17:52 Diperbarui: 3 September 2025   17:52 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi | Kala Senja dalam Terik | Foto: Gemini

Bukan teriakan yang memekakkan telinga,
bukan pula gonggongan anjing jalanan.
Ribuan langkah gontai mempertanyakan harapan,
di antara gedung yang mencakar atap langit nestapa.

Sesak yang tertahan, jeda dalam nafas panjang kehidupan.
Janji yang dulu diikat, kini kering tanpa keringat.
Terbakar tarian api yang memabukkan,
nafas ini pecah seakan tak bertuan.

Kala senja dalam terik,
badai api membakar kardus tak berisi,
mencabut akar yang tiada tumbuh,
kehilangan air yang kau cemari.

Di antara badai dalam terik senja,
meskipun engkau hitamkan, cahaya putih takkan padam.

Jalan ini bukan kemarahan,
namun jiwa pengingat akan kesesatan.
Tak perlu kau marah ataupun pura-pura menamgis,
kita berada dalam senja yang sama.

Kala senja dalam terik,
aku tak berharap kau memadamkan matahari.
Namun satu yang aku harapkan darimu,
jangan kau buat tidurku tak lelap.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun