Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Penacinta

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Maafkan Aku Puisi! Kau Jadi Pelarianku

28 April 2025   15:12 Diperbarui: 21 Mei 2025   15:52 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maafkan Aku Puisi! Kau Jadi Pelarianku (Freepic)

"Memperingati Hari Puisi Nasional 28 April: Puisi tidak hanya untaian kata, namun jadi solusi emosi disaat orang berada dalam pergulatan dan tekanan hidup, tidak ada tempat mengeluh, puisi mampu menenangkan hatinya."

Detik kehidupan menemani mimpi
Berdentang kencang bergenderang
Waktu terus berganti tiada peduli
Liku hidup makin mendaki tak bertepi

Uang diburu sulit ditipu
Perut meronta merajalela hampa rupiah
Dompet menjerit saat harga dilangit
Mimpi kecilku, besar kehilangan

Jalanan makin panas deru kehidupan
Sesak orang berdemo berteriak serak
Teman berdasi sulit mendampingi
Mereka sibuk berdiskusi bersama kroni

Anakku sekolah berkeluh kesah
Pelajaran selalu berganti arah
Berhitung angka, ilmu tidak pasti
Berharap ijazah meski tak tentu cerah

Budaya bernostalgia, modernitas berkuasa
Sosial dihantam individual
Milenial sulit berdamai bersama bapak tua
Nilai luhur terancam ganasnya zaman

Kemana kuharus mengadu merayu
Aku bukan pesimis, hanya ingin kepastian
Aku tahu Tuhanku, Aku tahu jalanku
Aku malu, hanya sang pencitra dimata-Nya

Puisi, temanilah aku!
Di kala sunyi menyelimuti kalbu
Saat langkah gontai menapaki debu
Aku perlu kesetiaanmu

Maafkan aku, puisi! Kau jadi pelarianku
Tempat keluh kesah jiwa pilu
Dalam bait-baitmu kutemukan teduh
Meski kenyataan seringkali penuh peluh

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun