Premanisme, sebagai fenomena sosial yang mengakar, terus menjadi ancaman bagi ketertiban dan kenyamanan masyarakat. Berbagai upaya penanggulangan telah dilakukan, namun akar permasalahan yang kompleks memerlukan pendekatan yang lebih mendalam dan holistik.
Nilai-nilai luhur yang diwariskan Gus Dur diharapkan dapat menjadi terobosan yang tidak hanya bersifat represif, melainkan juga mampu menyentuh akar permasalahan dan membangun masyarakat yang lebih aman, adil, dan sejahtera.
Fenomena premanisme di Indonesia saat ini masih mengganggu kehidupan sosial masyarakat kita. Tingginya persaingan hidup, ekonomi, pengangguran, serta tingkat pendidikan serta kurangnya penanaman moral yang baik seorang individu masih dianggap jadi penyebab utama premanisme.
Beberapa kelompok masyarakat usia produktif yang "kalah persaingan" mulai mencari cara keluar dari tekanan hidup dan degradasi moral yang cukup memprihatinkan ini juga memunculkan tindakan premanisme.
Kehadiran premanisme jelas menimbulkan kekhawatiran dan mengancam kenyamanan publik. Tindakan mereka tidak hanya mengganggu ketertiban, tetapi juga menebar rasa takut di lingkungan masyarakat. Baik Keributan antar preman di ruang-ruang publik atau keterlibatan sesorang dari masalah-masalah dan ekonomi yang akhirnya berujung pada premanisme.
Realitas Premanisme di Indonesia
Secara umum, premanisme merujuk pada perilaku sewenang-wenang yang seringkali melibatkan paksaan, kekerasan, bahkan pembunuhan, tanpa menghiraukan hukum atau melalui penyalahgunaan aturan.
Istilah "preman" sendiri berasal dari bahasa Belanda "vrijman," yang berarti orang bebas atau tidak terikat dengan pekerjaan resmi. Dalam konteks sosial, ini diartikan sebagai individu yang merasa tidak terikat pada struktur atau sistem tertentu.
Seiring waktu, perilaku premanisme cenderung diasosiasikan dengan hal negatif karena potensi tindakan kriminal dan kekerasan. Berbeda dengan pelaku kriminal seperti pencopet atau penjambret, preman biasanya dikenal oleh masyarakat di area operasinya, seperti pasar, terminal, jalan, dan tempat hiburan dan lainnya.
Namun, evolusi premanisme saat ini telah mengubah definisi awalnya. Premanisme sebelumnya masih berkutat di wilayah pasar, terminal, dan tempat umum lainnya. Akan tetapi, untuk saat ini, premanisme menjangkau ke jajaran setiap lini kehidupan dan makin kompleks.
Perilaku premanisme terkadang kita jumpai pula pada birokrasi, hukum, pemerintahan dan menjadi lebih kompleks hingga dunia maya.