Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Guru dari Cikancung

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Problematika Premanisme: Upaya Integrasi Nilai-Nilai Gus Dur dalam Solusi Komprehensif

26 Maret 2025   23:04 Diperbarui: 27 Maret 2025   17:22 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Dur dan Solusi Premanisme (Screenshoot YT Tribun Banten) 

Premanisme, sebagai fenomena sosial yang mengakar, terus menjadi ancaman bagi ketertiban dan kenyamanan masyarakat. Berbagai upaya penanggulangan telah dilakukan, namun akar permasalahan yang kompleks memerlukan pendekatan yang lebih mendalam dan holistik.

Nilai-nilai luhur yang diwariskan Gus Dur diharapkan dapat menjadi terobosan yang tidak hanya bersifat represif, melainkan juga mampu menyentuh akar permasalahan dan membangun masyarakat yang lebih aman, adil, dan sejahtera.

Fenomena premanisme di Indonesia saat ini masih mengganggu kehidupan sosial masyarakat kita. Tingginya persaingan hidup, ekonomi, pengangguran, serta tingkat pendidikan serta kurangnya penanaman moral yang baik seorang individu masih dianggap jadi penyebab utama premanisme.

Beberapa kelompok masyarakat usia produktif yang "kalah persaingan" mulai mencari cara keluar dari tekanan hidup dan degradasi moral yang cukup memprihatinkan ini juga memunculkan tindakan premanisme.

Kehadiran premanisme jelas menimbulkan kekhawatiran dan mengancam kenyamanan publik. Tindakan mereka tidak hanya mengganggu ketertiban, tetapi juga menebar rasa takut di lingkungan masyarakat. Baik Keributan antar preman di ruang-ruang publik atau keterlibatan sesorang dari masalah-masalah dan ekonomi yang akhirnya berujung pada premanisme.

Realitas Premanisme di Indonesia

Secara umum, premanisme merujuk pada perilaku sewenang-wenang yang seringkali melibatkan paksaan, kekerasan, bahkan pembunuhan, tanpa menghiraukan hukum atau melalui penyalahgunaan aturan.

Istilah "preman" sendiri berasal dari bahasa Belanda "vrijman," yang berarti orang bebas atau tidak terikat dengan pekerjaan resmi. Dalam konteks sosial, ini diartikan sebagai individu yang merasa tidak terikat pada struktur atau sistem tertentu.

Seiring waktu, perilaku premanisme cenderung diasosiasikan dengan hal negatif karena potensi tindakan kriminal dan kekerasan. Berbeda dengan pelaku kriminal seperti pencopet atau penjambret, preman biasanya dikenal oleh masyarakat di area operasinya, seperti pasar, terminal, jalan, dan tempat hiburan dan lainnya.

Namun, evolusi premanisme saat ini telah mengubah definisi awalnya. Premanisme sebelumnya masih berkutat di wilayah pasar, terminal, dan tempat umum lainnya. Akan tetapi, untuk saat ini, premanisme menjangkau ke jajaran setiap lini kehidupan dan makin kompleks.

Perilaku premanisme terkadang kita jumpai pula pada birokrasi, hukum, pemerintahan dan menjadi lebih kompleks hingga dunia maya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun