Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Penacinta

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Goresan Luka di Senja Sydney

21 Maret 2025   22:16 Diperbarui: 21 Maret 2025   22:30 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kala Senja di Sydney (AI)

Kala Senja di Sydney, lukisan jingga kanvasnya langit
Menyaksikan drama tragis, sandiwara pahit.
Di bawah bayang opera bola megah bertandang
Seorang lelaki kalah perang, tiada harga diri

Kala senja di Sydney, langit merah darah
Meninggalkan luka tak berdarah
Sang bintang harapan gagal bersinar terang
Menangis bak anak kecil dilindas permainan

Sang nahkoda, karamnya di lautan hijau
Dihantam serangan kanguru, tersungkur tiada ampun
Strategi maestro, kosong hampa tak bermakna
Garuda tersungkur, patah sayap, terhempas terkulai
Aku tahu ini bukan membalik tangan
Namun luka terlalu dalam

Bola liar tak terkendali menyergap diri
Meremukkan kokohnya benteng diri
Semangat juang berpendar gemetar tak berdaya
Aku menangis tanpa air mata
Menghancurkan impian dan harapanku
Laksana ombak menghantam tanjung harapan

Hai kamu, iya kamu!
Apa yang terjadi padamu?
Apakah kamu terlalu percaya diri,
Atau tiada amunisi kau miliki?
Kamu yang dulu aku banggakan, aku kenang
Seolah tiada daya saat berperang

Senja Sydney saksi bisu, luka tiada termaafkan
Janji ingkari, harapan hampa, kecewa mendalam
Sang lelaki pulang tertunduk lesu
Tiada berharap sambutan nyanyian kelukaan

Hanya satu lagi kesempatanmu
Agar dosamu termaafkan olehku
Menangkan itu, raih itu, bawakan padaku
Agar harapan ini tetap menyala

Andai hari esok kau mengulang kesalahan ini
Jangan kau lukai lagi kedua kali
Kata atau daya atas luka ini
Aku sudah tidak lagi memiliki
Kau sendiri yang menentukan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun