Mohon tunggu...
Wati Herawati
Wati Herawati Mohon Tunggu... Guru - Mengajar di SMP Negeri 37 Bandung. Aktif menulis di Majalah Pendidikan Kota Bandung (Majalah Geliat Gemilang), Menulis Kumpulan Puisi Guru SMP Bunga Bangsa, Menulis Novel Riak-riak Renjana, dan aktif menulis di media sosial lainnya.

Hobi jalan-jalan ke tempat yang indah bernuansa alam dan menulis apapun yang sedang terpikirkan saat itu. Bahkan pernah ada yang bilang sedang menulis cerpen padahal balas chat hehehe...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Bandingkan "Aku"

17 September 2021   07:45 Diperbarui: 17 September 2021   07:53 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: JawaPos.com


Tidak sedikit orang tua yang sering membanding-bandingkan anaknya. Entah dengan adik, kakak, saudara, bahkan dengan anak tetangga. Anak yang dianggap kurang menjadi bulan-bulanan orang tua dengan alasan prestise.

Biasanya membandingkan anak karena anak lain lebih rajin, lebih pintar, atau lebih sukses.   Orang tua menilai anak lebih pada segi pengetahuan. Anak yang pandai matematika atau rangking di kelas. Sedangkan anak yang pandai dalam olahraga atau seni tidak dianggap pintar. Tahukah anda kalau membandingkan anak bisa merusak mental mereka. Mereka akan sedih, tertekan, dan semakin tidak percaya diri.

Semua anak memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Misalkan anak A jago matematika. Anak B jago sepak bola. Jika orang tua paham kelebihan anak. Makan orang tua tidak akan memaksakan anak B untuk jago matematika atau sebaliknya.

Anak memiliki beragam minat dan bakat yang disebut dengan multiple intelligences atau kecerdasan majemuk. Kecerdasan Majemuk adalah salah satu teori belajar yang dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang pakar pendidikan dan psikologi berkebangsaan Amerika.

Di antaranya Kecerdasan Bahasa (Linguistic Intelligence), Kecerdasan Logika-Matematika (Logical-Matemathical Intelligence), Kecerdasan Spasial (Spatial Intelligence) atau disebut juga kecerdasan visual, Kecerdasan Kinestetik-Tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence), Kecerdasan Musik (Musical Intelligent), Kecerdasan Interpersonal (Interpesonal Intelligence),
Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence), dan Kecerdasan Spiritual (Existensial Intelligence).

Tugas orang tua hanya mengenali kecerdasan anak. Kemungkinan anak bisa memiliki beberapa kecerdasan. Namun, ada kecerdasan yang menonjol. Jika sudah mengetahui itu. Maka fasilitasilah anak agar kecerdasannya semakin berkembang. Misalkan anak yang memiliki kecerdasan musik (Musical Intelligent) ikutkan les musik yang anak sukai.

Ibaratnya jangan memaksa ikan untuk bisa terbang atau memaksa ayam untuk pandai berenang.  Semua anak akan terlihat hebat dibidangnya masing-masing sesuai dengan kemampuannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun