Mohon tunggu...
Didik M.riyadi
Didik M.riyadi Mohon Tunggu...

Pejabat birokrat yang marah-marah, Humas yang mengancam, narasumber yang mengelak, hingga institusi yang tidak terima, semuanya adalah resiko pekerjaan. Seorang walikota yang tiba-tiba bertanya dan kemudian membantu, saat mendirikan gubuk dan kehabisan ‘peluru’. Seorang Kapolsek yang tiba-tiba muncul di rumah, sembari membawa parcel yang katanya pemberian dari koleganya. Seorang aktifis demo yang dengan gampangnya memberikan sebuah amplop tebal, yang katanya hasil bargaining dengan seorang pejabat, saat tahu anak saya masuk rumah sakit. Hingga seorang peladang papa, yang membawa satu karung goni berisi ketela, kacang brol, dan 2 sisir pisang hasil kebun ke rumah. Karena saya sudah berhasil ‘memaksa’ walikota Sukawi bersama istrinya untuk menengok dan akhirnya memberi bantuan anaknya yang tidak mempunyai anus. Semuanya adalah pengalaman hidup. Semuanya adalah perjalanan panjang menikmati semua keterbatasan sebagai manusia yang tidak pernah sempurna. Dan saat usia mulai membatasi diri, maka yang terbaik bagi saya adalah, bagaimana membuat arti sebelum semuanya diakhiri. Terimakasih untuk semuanya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arena Pacaran Remaja Semarang

1 Januari 2011   05:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:04 15372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


SUDAH ? Hanya 10 aja, tempat pacaran di Semarang ? Sebenarnya masih amat sanagat banyak, tapi yang biasa dan gampang jujugannya, ya ke 10 tempat di atas. Mau ikutan wisata kaum pengintip ? Siapin kamera HP mu, kali kali dapat adegan yang hot, kayak yang biasa dilakukan Miyabi. Eh, sudah nonton ? Pinjemin dong ? HUS !

****

JADI ?
Kepada para orangtua, waspada dan terus konsern dengan perkembangan si anak. Buat mereka yang punya anak cewek, kewaspadaan ekstra tinggi mesti dikibarkan. Tapi tentu saja, tidak dengan sejuta larangan, sejuta petuah dan sejuta doktrin. Jangan sampai sang dara kayak kuda lepas kendali, saat berada di luar. Karena hal itu, amat sangat berbahaya sekali.
Dan karena pacaran pada intinya bertujuan untuk saling mengenal pasangan satu sama lain, pengakraban keluarga, mengenal pribadi, kelebihan dan kekurangan pasangan supaya tercipta satu keserasian dan saling pengertian untuk dapat saling mengisi kekurangan masing-masing. Setelah tercipta saling pengertian maka langkah terakhir adalah kesetiaan terhadap pasangan. Ini menjadi hal terpenting dalam hubungan berpacaran karena faktor kesetiaan menjadi kunci seberapa lama pasangan bisa bertahan.
Kedewasaan dan kesadaran dalam berpacaran merupakan pagar kunci supaya tidak terjadi hal-hal yang memang belum saatnya terjadi. Menikah adalah tujuan akhir dari berpacaran.
Ada beberapa pria yang berpendapat bahwa mumpung masih muda boleh berpacaran dengan banyak wanita, pendapat ini salah sebab apa tujuan berpacaran beda dengan prinsip ini.
Menurut hemat saya  pacaran paling aman adalah di tempat terang dan ramai. Toh pacaran tidak harus di tempat gelap. Bisa juga di toko buku, perpustakaan. Tentu dengan aktifitas positif yang akan memiliki nilai dan berdampak positif tanpa orang lain kan curiga dan memandang negatif.

************

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun