Fani memulai ceritanya sambil menangis. Sambil menghela nafas, saya hanya mampu menatap sedih ke arahnya.
Saat tangisnya sedikit reda, Fani kembali melanjutkan cerita tentang kehidupan rumah tangganya.
"Suamiku dimata orang lain terlihat baik, lelaki brengsek itu memang tidak pernah memukul secara fisik, tapi secara verbal sering dia lakukan kepadaku. Saat itu aku sampai ketakutan setiap dia pulang ke rumah, dan selama berumah tangga dengan lelaki brengsek itu, sekalipun aku tidak pernah bisa merasakan ketenangan dan kebahagiaan hidup serumah dengannya.
Dulu memang di awal-awal pernikahan aku selalu menceritakan apapun kegiatanku di luar rumah kepada suamiku, apapun yang aku rasakan, selalu kuceritakan semuanya kepada lelaki brengsek yang pernah kupilih untuk menjadi imam bagi keluarga kecilku, walau terkadang anak manja itu tidak menanggapi curahan hatiku
Sampai suatu ketika mantan pacarku datang dan menemuiku di sekolah, saat itu kami hanya ngobrol di depan sekolah. Dan karena aku khawatir suamiku tau dari orang lain, atas kesadaran sendiri aku ceritakan semuanya kepada suamiku, bahwa mantan pacarku itu datang menemuiku di Sekolah.
Dan setelah pengakuan itu, petaka yang tidak pernah kusangka-sangka sebelumnya menimpa kehidupan rumah tanggaku. Tanggapan suamiku itu di luar perkiraanku.
Setelah kuceritakan pertemuanku dengan mantan pacarku, ternyata suamiku marah besar, dia tidak terima istrinya kembali di temui oleh mantan pacarnya dulu.
Tak lama setelah pengakuanku, suamiku itu menelepon  mantan pacarku. Lalu memaki-maki mantan pacarku dengan kata-kata yang luar biasa kasarnya, hingga nama-nama binatang bisa meluncur dengan bebas dari mulutnya kepada mantan pacarku.
Tidak puas memanggil mantan pacarku dengan nama binatang, sambil berteriak-teriak memanggil kedua anakku hingga tetangga di sekeliling tempat tinggalku sore itu mengetahui keributan yang tengah terjadi di dalam rumahku.Â
Sambil menunjuk-nunjuk ke arahku dengan menyebutku sebagai pelacur murahan. Lelaki brengsek itu meminta kepada kedua anakku yang menangis ketakutan saat melihat Ayahnya seperti orang kesetanan meminta kepada mereka agar tidak perlu menghargai wanita yang telah melahirkan mereka ke dunia ini.