Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jelang Sidang Isbat di Rumah Abah Sukri

23 Mei 2020   20:02 Diperbarui: 23 Mei 2020   20:03 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari sudah sore ketika Cecep mondar-madir di depan layar Televisi, padahal sebentar lagi pemerintah akan melakukan pengumuman Idul Fitri 1441 Hijriah yang akan disampaikan langsung oleh Menteri Agama Fachrul Razi setelah menggelar sidang isbat pada hari Jumat tanggal 22 Mei 2020.

Tingkah laku Cecep yang tidak seperti biasanya itu membuat Udin yang sedari tadi duduk di depan televisi itu menegur Cecep yang sedari tadi dilihatnya sudah seperti Setrikaan, maju mundur, bolak balik di depan televisi seperti cacing kepanasan.

Cecep yang di tegur oleh Udin barusan itu hanya bisa diam karena merasa bersalah, terlebih kaki kanannya baru saja tanpa sengaja menyenggol segelas Teh manis di sebelah Juminten yang terletak di atas lantai keramik di depan televisi. Saat itu Juminten memang sedang melipat pakaian di depan televisi, di ruang kelurga.

Agar Juminten tidak marah karena segelas teh manis miliknya itu tumpah akibat kelalaian, Maka Cecep pura-pura bertanya tentang tata cara penetapan Idul Fitri ini.

“Seperti yang sudah-sudah, biasanya penetapan Idul Fitri ini merupakan hasil sidang isbat yang telah dilakukan oleh Kementerian Agama bersama dengan sejumlah ulama, organisasi Islam, dan pemangku kepentingan lainnya.” jawab Udin, karena melihat Juminten cuma melihat ke arahnya ketika Cecep menanyakan masalah hilal itu kepadanya.

“Sidang isbat sendiri dilakukan dengan mempertimbangkan dua hal, yaitu hasil hisab (berdasarkan perhitungan astronomi) dan rukyatul hilal atau pengamatan hilal/bulan baru.” kata Udin lagi menyelesaikan ucapannya sambil melihat ke arah Cecep yang seperti orang salah tingkah di depannya.

"Tapi metode ini bukan untuk saling berhadapan atau dibenturkan, sebab keduanya sama pentingnya,"

Tiba-tiba abah Sukri muncul dari dalam kamar dan langsung menambahi ucapan Udin barusan, sepertinya abah Sukri melihat penjelasan anak tertuanya itu masih kurang lengkap, sehingga ia ikut menjelaskan masalah hilal ini kepada Cecep.

Cecep adalah anak bungsu abah Sukri, adik dari Udin, sementara Juminten adalah istri Udin, menantu abah Sukri yang sampai detik ini masih belum bisa memberikannya seorang cucu, walaupun pernikahan Udin dan Jumiten itu sudah cukup lama, kurang lebih sudah Enam tahun lamanya Udin dan Juminten ini berumah tangga.

Udin dan Juminten selama ini tinggal di Kalimantan, tapi karena Udin terkena terkena PHK akibat dari dari pengurangan karyawan di tempatnya bekerja, akhirnya Udin memutuskan untuk membawa Juminten pulang ke kampung halamannya.

Udin selama ini bekerja di perkebunan kelapa sawit milik pengusaha asal Singapura, tapi karena perusahaan sawit tempat Udin bekerja telah terbukti menjadi salah satu penyebab kabut asap yang melanda pulau kalimantan setiap tahunnya, maka perusahaan sawit tempat Udin bekerja saat ini telah di segel dan di bekukan oleh pemerintah. Dan penyegelan itu berdampak pada puluhan karyawan di perusahaan sawit tersebut, termasuk Udin yang merantau ke Kalimantan demi mencari sesuap nasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun