Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wanita Berkerudung Bergo Panjang Merah Marun

27 Mei 2018   01:11 Diperbarui: 5 Desember 2018   22:43 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian Empat

Terjaga di Tengah Malam

4-terjaga-di-tengah-malam-jpg-5b1d6bf6f13344363276d124.jpg
4-terjaga-di-tengah-malam-jpg-5b1d6bf6f13344363276d124.jpg
*

RUMAH PANGGUNG ini menurutku lumayan besar untuk ukuran rumah di tengah perkebunanan karet seperti ini, di rumah ini setidaknya ada empat kamar, satu kamar yang dindingnya berbatasan dengan ruang tamu, serta pintunya menghadap ke ruang tengah tempat kami makan malam tadi, di tempati oleh wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun yang di panggil “Emak” oleh Bono dan Dita.

Di sebelahnya adalah kamar Dita, yang pintu kamarnya juga menghadap ke ruang tengah, sementara di sebelah kamar Dita adalah dapur yang cukup besar, dengan kamar mandi yang juga berada di dalamnya, di sebelah dapur ada satu kamar kosong yang aku tidak tau punya siapa.

Kamar Bono Pintunya juga menghadap ke ruang tengah, persis di depan pintu dapur dan kamar kosong, Dinding kamar Bono langsung berbatasan dengan Ruang Tamu. Selain memiliki empat kamar, Rumah Panggung yang berlantai papan dari kayu-kayu pilihan ini memiliki satu ruang tamu yang tidak ada kursinya, hanya ada tikar pandan yang menjadi alas tempat kami duduk ngopi tadi.

**

AKU BERJALAN menuju dapur hendak ke kamar mandi, pada saat melewati kamar kosong yang pintunya persis di sebelah pintu dapur. Sekilas aku melihat pintu kamar itu sedikit terbuka, takut di bilang tidak sopan, aku terus berjalan menuju dapur, setelah mengambil pelita minyak tanah di atas meja. Aku langsung masuk ke dalam kamar mandi. Keluar dari kamar mandi, rasa penasaran mengalahkan akal sehatku yang masih saja terus berdebat dengan diriku yang lainnya tentang masalah etika.

Aku mengintip dari celah gorden yang tersingkap di depan pintu kamar kosong. Diam-diam aku melongok ke dalam kamar yang hanya di terangi oleh pelita minyak tanah itu. Dari celah gorden, kulihat wanita berkulit sawo matang yang mengenakan kerudung bergo panjang warna merah marun itu kulihat sedang berdiri di depan cermin di dekat meja berukir yang terbuat dari kayu jati.

Aku terkejut, ketika tiba-tiba saja wanita berkulit sawo matang yang mengenakan kerudung bergo panjang warna merah marun itu membalikan badannya, sambil tersenyum kearahku, dia melambaikan tangan nya.

Entah kenapa, tiba-tiba saja nafsu birahiku tak terkendali melihat wanita berkulit sawo matang ini. Aku seperti sudah tidak perduli jika ada ada orang lain di rumah ini, saat ini aku betul–betul menginginkannya, nafasku berat. Aku tersengal-sengal sendiri menahan nafsu “birahi”ku yang sepertinya sudah mencapai ubun–ubun ini. Kudekati wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun, cukup lama kami berpanggutan, sampai akhirnya wanita berkulit sawo matang yang mengenakan kerudung bergo panjang warna merah marun ini menarik tangan ku menuju kasur tipis di sudut ruang kamar kosong ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun