Mohon tunggu...
wardiana
wardiana Mohon Tunggu... Mahasiswa

Suka membaca, menulis, beauty, masak

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bank Indonesia Tahan Suku Bunga 5,50%: Antara Stabilitas Rupiah dan Tekanan Inflasi

2 Juli 2025   21:56 Diperbarui: 2 Juli 2025   21:56 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50% pada pertengahan tahun 2025 menjadi sorotan penting dalam konteks kebijakan moneter nasional. Di tengah ketidakpastian global akibat konflik geopolitik, ketegangan nilai tukar, dan tekanan inflasi, langkah BI ini mencerminkan upaya menjaga keseimbangan antara stabilitas nilai tukar rupiah dan perlindungan terhadap daya beli masyarakat. Kebijakan suku bunga acuan atau BI-Rate merupakan instrumen utama dalam pengendalian inflasi dan stabilisasi sektor keuangan, sehingga setiap keputusan terkait tingkat suku bunga memiliki implikasi luas terhadap perekonomian Indonesia.

Menahan suku bunga pada level 5,50% menunjukkan bahwa Bank Indonesia menilai kondisi perekonomian saat ini masih membutuhkan stabilitas moneter tanpa menambah beban pada sektor riil. Di satu sisi, suku bunga yang terlalu tinggi dapat menekan sektor konsumsi dan investasi karena biaya pinjaman menjadi lebih mahal. Di sisi lain, jika suku bunga terlalu rendah, maka nilai tukar rupiah bisa melemah dan risiko inflasi meningkat. Oleh karena itu, keputusan mempertahankan suku bunga menjadi kompromi strategis untuk menjaga kepercayaan pasar, menstabilkan kurs rupiah, sekaligus tetap mendukung pemulihan ekonomi nasional yang masih berlangsung.

Stabilitas rupiah menjadi salah satu fokus utama Bank Indonesia dalam kebijakan ini. Sejak awal tahun, tekanan terhadap mata uang domestik meningkat akibat penguatan dolar AS dan ketegangan geopolitik seperti perang Iran--Israel yang mendorong investor global mencari aset aman. Dalam situasi seperti ini, BI perlu mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik dengan menjaga suku bunga tetap kompetitif agar investor asing tidak menarik dananya dari pasar Indonesia. Rupiah yang stabil sangat penting untuk menjaga harga barang impor tetap terkendali, terutama untuk sektor energi, pangan, dan bahan baku industri.


Di sisi lain, tekanan inflasi juga menjadi pertimbangan utama. Meskipun inflasi Indonesia masih dalam rentang target, kenaikan harga global akibat konflik internasional dan gangguan rantai pasok tetap menjadi ancaman serius. Oleh karena itu, menjaga suku bunga di level moderat merupakan langkah untuk menahan laju inflasi, sambil tidak terlalu menghambat akses pembiayaan bagi masyarakat dan dunia usaha. Inflasi yang terkendali membantu menjaga daya beli masyarakat, terutama di tengah harga pangan dan energi yang fluktuatif.

Dampak dari kebijakan ini juga terasa di sektor perbankan dan dunia usaha. Suku bunga tetap memberikan kepastian kepada perbankan dalam menyalurkan kredit serta membantu pelaku usaha merencanakan ekspansi dengan lebih baik. Namun, tantangan tetap ada, terutama dari sisi konsumsi rumah tangga yang masih rentan terhadap kenaikan harga barang. Oleh karena itu, kebijakan suku bunga harus dibarengi dengan upaya lain seperti pengendalian harga, subsidi tepat sasaran, dan penguatan sektor produksi domestik agar ekonomi tetap tumbuh secara inklusif.

Secara keseluruhan, keputusan Bank Indonesia menahan suku bunga di 5,50% merupakan langkah hati-hati yang mencerminkan keseimbangan antara menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan. Dalam konteks global yang penuh ketidakpastian, fleksibilitas dan kehati-hatian dalam kebijakan moneter sangat penting. Namun demikian, efektivitas kebijakan ini juga sangat tergantung pada sinergi dengan kebijakan fiskal pemerintah dan respons pasar yang adaptif terhadap dinamika ekonomi global. Hanya dengan kerja sama lintas sektor, Indonesia dapat menjaga stabilitas rupiah, mengendalikan inflasi, dan tetap berada di jalur pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun