Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Segar dan Uniknya Rasa Salak Pegunungan dari Sabrang Kidul, Kulonprogo

6 Desember 2014   15:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:55 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_339896" align="aligncenter" width="594" caption="Salak Pegunungan Menoreh yang ditanam di Dusun Sabrang Kidul, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo DIY. "][/caption]

Beberapa kali menikmati segarnya buah salak pegunungan tapi baru pertama kali ini saya datang langsung ke kebun segarnya di Sabrang Kidul, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Kebetulan Desember adalah musim panen salak di tempat ini jadi sekalian bisa membeli dari petani di kebun.

Sabrang Kidulterletak di Pegunungan Menoreh dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Meski hanya sebuah dusun, namun Sabrang Kidul adalah pusat penghasil salak pegunungan di Yogyakarta. Dari sekitar 150 kepala keluarga petani salak di desa Purwosari dengan total lahan mencapai 70 hektar, sebagian besar ada di Sabrang Kidul.Selain di Purwosari, salak pegunungan juga ditanam di desa-desa sekitarnya seperti Jatimulyo.

[caption id="attachment_339898" align="aligncenter" width="594" caption="Embun dan kabut menggantung di sepanjang jalan menuju Dusun Sabrang Kidul di Pegunungan Menoreh. "]

14178287691232237767
14178287691232237767
[/caption]

Perlu waktu 1,5 jam perjalanan dari kota Yogyakarta untuk menuju Sabrang Kidul. Di musim hujan seperti saat ini waktu perjalanan dapat lebih lama karena meski jalan menuju Pegunungan Menoreh sudah diaspal namun untuk tiba di Sabrang Kidul kita harus blusukan jalan kaki melalui jalan sempit dengan tanah yang licin.

[caption id="attachment_339907" align="aligncenter" width="594" caption="Jalan di tengah kebun salak menuju rumah warga di Dusun Sabrang Kidul."]

14178322352113572605
14178322352113572605
[/caption]

[caption id="attachment_339899" align="aligncenter" width="594" caption="Kebun salak di sekitar rumah warga dan petani di Sabrang Kidul."]

1417828920392449265
1417828920392449265
[/caption]

[caption id="attachment_339900" align="aligncenter" width="584" caption="Bunga salak berwarna merah muda merekah di antara lebat batangnya berduri."]

14178289851252616195
14178289851252616195
[/caption]

[caption id="attachment_339901" align="aligncenter" width="594" caption="Tandan salak di kebun milik petani. Bulan Desember saat ini adalah masa panen Salak Pegunungan di Sabrang Kidul, Pegunungan Menoreh."]

1417829057355036729
1417829057355036729
[/caption]

Hawa dingin langsung menyergap ketika saya tiba di Sabrang Kidul sekitar pukul 09.30 WIB beberapa hari lalu. Saat itu bahkan kabut sudah turun dan cukup tebal menggantung di udara. Tanah, pepohonan dan aspal basah pun basah oleh tetesan embun dan kabut yang menghujani tiada henti.

Salak yang ditanam di Sabrang Kidul adalah jenis Sallaca edulis cv. “Pondoh” atau biasa dikenal sebagai Salak Pondoh. Selain di Kulonprogo, pusat penghasil salak pondoh lainnya berada di Kabupaten Sleman terutama di wilayah Turi. Menurut informasi Salak Pondoh Sabrang Kidul dihasilkan dari persilangan Salak Pondoh Sleman dengan Salak Pegunungan.

Di Sabrang Kidul, kebun-kebun salak mengisi halaman depan, belakang bahkan mengelilingi rumah-rumah petaninya. Tak heran jika Sabrang Kidul terlihat seperti dusun yang berada di tengah-tengah hamparan kebun salak yang lebat. Untuk tiba di rumah warganya tak jarang kita harus melewati lorong atau jalan menembus kebun salak. Oleh karena itu sepanjang jalan kita bisa menyaksikan tanda-tandan buah salak yang menggiurkan dengan kulit coklat mengkilat yang basah oleh embun. Tak ketinggalan bunga salak yang berwarna merah muda menambah manis perjalanan menyusuri kebun.

[caption id="attachment_339902" align="aligncenter" width="594" caption="Tandan Salak Pegunungan yang siap dipetik. Di musim panen dan musim hujan seperti saat ini kita bisa membeli Salak Pegunungan langsung di kebun dengan harga murah dan dijamin segar."]

14178291802083469053
14178291802083469053
[/caption]

[caption id="attachment_339903" align="aligncenter" width="594" caption="Daging buah Salak Pegunungan dari Sabrang Kidul berwarna putih gading dengan kulit yang coklat mengkilat. Ketika dinikmati rasa segar dengan semburat masam bercampur pas dengan manisnya yang membuat ketagihan."]

14178292891797673576
14178292891797673576
[/caption]

Membeli salak pegunungan langsung dari kebun dan berjumpa dengan petaninya menjadi pengalaman yang menyenangkan. Keramahan khas masyarakat desa menjadi bonus. Kita bisa mencicipi beberapa buahnya secara gratis sebelum membeli. Ketika membeli, buah salak akan dipetik langsung dari pohon meski beberapa petani juga memiliki persediaan yang sudah dipetik sebelumnya. Kitapun bisa menyaksikan bagaimana tandan salak ditebas dari batang-batangnya yang penuh duri.

Keuntungan lain membeli salak pegunungan langsung dari kebun petani di Sabrang Kidul adalah harganya yang murah. Saat puncak musim panen dan musim hujan seperti bulan Desember saat ini kita bisa membawa pulang salak pegunungan dari Sabrang Kidul hanya dengan Rp. 3000 per kilogram. Murahnya harga saat ini disebabkan karena tingginya curah hujan yang menyebabkan tingginya kadar air dalam buah salak sehingga mengurangi rasa manis. Namun ketika mencicipinya justru rasa manisnya menjadi sangat pas.

Ukuran buah salak pegunungan sedikit lebih besar dibanding salak pondoh Sleman. Kulitnya tebal namun tidak keras sehingga mudah dikupas. Ketika kulitnya dibuka 3 siungsalak dengan daging buah berwarna putih cukup menggoda untuk segera dinikmati. Tumbuh di atas pegunungan menjadikan daging buah salak ini terasa dingin dan segar seperti baru dikeluarkan dari dalam kulkas.

Bunyi “kres” ketika digigit menandakan kepadatan daging buah yang baik dan belum terlalu masir. Dibanding salak pondoh lainnya yang dominan dengan rasa manis, salak pegunungan Sabrang Kidul memiliki jejak rasa masam yang pas menyatu dengan manisnya. Rasa yang unik ini selain merupakan produk persilangan juga dipengaruhi oleh kondisi tempat tumbuhnya di Pegunungan Menoreh.

Bagi penggemar buah lokal terutama penikmat salak yang tidak terlalu suka dengan rasa manis yang kuat, Salak Pegunungan Menoreh dari Sabrang Kidul dijamin akan membuat ketagihan. Apalagi jika melihat kumpulan buahnya yang berjejalan di setiap tandannya, rasanya ingin memborong untuk dijadikan oleh-oleh.

141782867752823386
141782867752823386
Tandan buah salak yang baru dipetik dari kebun petani di Sabrang Kidul, Pegunungan Menoreh tampak segar dan menggiurkan untuk dijadikan oleh-oleh.

Salak Pegunungan Menoreh dari Kulonprogo sudah sepantasnya menjadi komoditas unggulan daerah. Di tengah gencarnya gerakan kembali ke pangan dan buah-buahan lokal, Salak Pegunungan Menoreh dari Sabrang Kidul dan tempat-tempat lain di Pegunungan Menoreh adalah potensi yang harus dikembangkan dan diperkenalkan secara terus menerus. Dari sebuah dusun terpencil di atas Pegunungan Menoreh, satu lagi buah lokal Indonesia yang istimewa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun