Namun, memang di sinilah orang bisa mencecap kopi sambil membaca kitab Arus Balik. Â Di sini pun saya dibuat tersenyum menikmati roti bakar dengan selai srikaya yang lembut sambil memandangi buku-buku Nh. Dini terpajang di salah satu rak.
Di Coffee At Home keseimbangan antara ruang baca dan ruang makan nampaknya dipikirkan betul. Jumlah meja dan kursinya tidak terlalu banyak meski beberapa bagian ruangan dan halamannya masih bisa dijejali dengan sejumlah kursi dan meja.
Sudah dua jam saya berteduh di Coffee At Home. Hujan tak lagi lebat dan hanya menyisakan gerimis ringan. Namun, beberapa orang masih berdiam bersama buku dan layar laptop yang tetap menyala. Belum nampak tanda mereka hendak beranjak
Memang  benar benih literasi dan minat baca bisa dipupuk dengan berbagai cara. Tumbuhnya tak melulu melalui toko buku, bazar buku, atau ruang kelas.
Selalu ada tempat dan cara untuk jatuh cinta pada buku. Bagi beberapa orang jatuh cintanya yang pertama kali pada buku mungkin terjadi di ruangan mungil dengan dapur yang menyediakan kopi dan teh seperti Coffee At Home.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI