Dengan tawa yang merekah dan agak susah payah, tetangga yang satu ini membopong kasur berwarna merah. Mulai malam itu, ia mungkin akan lebih sering tidur di depan TV dengan beralas kasur baru hadiah tujuh belasan.
Itu baru dari yang mendapat kasur. Beberapa tetangga yang mendapatkan satu krat air mineral, termos air, dan sabun cuci piring juga tak kalah senangnya.Â
Salah satu momen yang paling riuh malam itu ialah ketika hadiah doorprize berupa dua pack telur bebek mentah akhirnya menemukan pemenangnya. Seorang yang mendapatkannya adalah anak tetangga yang masih kecil. Khawatir telur-telur itu pecah, sang ibu dengan antusias naik ke panggung sambil menampilkan gesture penuh kebahagiaan. Lauk sarapan dan bekal anak itu beberapa hari ke depan telah bisa ditebak. Pilihannya ialah telur dadar, telur ceplok, atau mie goreng yang dicampur telur bebek. Sungguh nikmat.
Usai malam syukuran itu keriaan belum berhenti. Beralih ke grup whatsapp, para tetangga bergantian mengabarkan isi hadiah dan doorprize yang diterimanya. Ada yang menunjukkan foto selfie sedang di minimarket untuk menukarkan voucher belanja. Ada yang memberitahu sudah menggunakan voucher jajan di penjual martabak. Ada yang pamer foto sedang memeluk rice cooker dan ada pula yang telah menata set piring serta mangkok di meja makannya. Saya sendiri mendapatkan sebuah kipas angin. Sebuah barang yang sangat berguna untuk saya yang kurang betah berlama-lama di bawah semburan AC.Â
Sebuah kisah lucu dan aneh, tapi nyata terjadi. Seorang tetangga menunjukkan doorprize berupa minyak goreng yang diterima anaknya. Setelah diamati ciri-cirinya, tetangga tersebut mengatakan kalau minyak goreng itu adalah hasil sumbangannya sendiri. Maka hebohlah grup whatsapp dengan tanggapan-tanggapan lucu dari para tetangga. Dari ibu, untuk anak, kembali ke dapur ibu. Terbukti, kalau "jodoh" memang tak akan ke mana-mana. Begitulah kisah perjalanan minyak goreng di komplek kami.
Hadiah-hadiah lomba dan doorprize tujuh belasan di komplek kami sebagian memang barasal dari sumbangan warga. Setiap warga boleh memberi barang apa pun yang berguna. Maka berlimpahlah macam bingkisan yang berhasil dikumpulkan dengan isi beraneka macam. Mulai dari perlengkapan rumah tangga, bahan makanan, pakaian, voucher belanja dan lain sebagainya. Selain itu ada pihak luar yang turut menjadi "sponsor". Sebuah rumah sakit dan toko grosir menyumbang beberapa hadiah utama seperti kompor gas dan rice cooker.
Banyaknya sumbangan dari berbagai pihak itulah yang membuat semua warga di komplek, baik yang menang perlombaan maupun yang hadir di malam syukuran bisa membawa pulang bingkisan. Warga yang memenangi perlombaan tujuh belasan mungkin yang paling beruntung karena selain mendapat hadiah lomba juga menerima bingkisan doorprize.
Apa pun bentuk dan isinya, mendapat hadiah atau doorprize tentu menyenangkan. Namun, lebih penting dari itu ialah semangat kebersamaan dan gotong royong yang patut disyukuri.
Memang begitulah seharusnya peringatan kemerdekaan kita diadakan. Dari warga, oleh warga, dan untuk warga. Bukan dari (pajak) warga untuk (pesta) pejabat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI