Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Apakah Food Influencer di Instagram Sering Bohong?

4 Mei 2023   08:23 Diperbarui: 4 Mei 2023   10:34 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner viral, hidden gem, khas rumah nenek! (dok. pribadi).

Kedua, pelanggan setia ialah orang yang konsisten bertamu. Jika tempat makan itu sudah berdiri 2 tahun, paling tidak pelanggan setia sudah bolak-balik mengunjunginya selama 1 tahun terakhir. Atau bahkan sejak awal tempat makan itu ada.

Ukuran atau kriteria tersebut memang bukan patokan mutlak. Siapapun boleh menganggap dirinya seorang pelanggan setia menurut pemahaman masing-masing. 

Walau demikian, nampak berlebihan jika tempat makan yang baru berumur kurang dari 2 pekan dipromosikan sebagai destinasi kuliner dengan pelanggan setia yang tetap bertahan seolah tempat itu merupakan dapur legendaris.

Hal lain yang juga menggelitik dari caption kuliner tersebut ialah suasananya yang seperti di rumah nenek. Kita bisa punya definisi "rumah nenek" yang berbeda-beda. Sebab setiap orang punya nenek yang rumahnya tidak seragam. 

Namun, jika yang dimaksud "rumah nenek" oleh influencer ini ialah suasana rumah yang sederhana dengan perabot dan interior yang kental memancarkan kekunoan, maka tempat makan yang satu ini tidak memilikinya.  Sebab tempatnya berupa ruko dan desainnya yang minimalis-modern tidak seperti gambaran rumah nenek di kampung-kampung khas Indonesia.

Jadi, "rumah nenek" seperti apa yang sedang dipromosikan oleh sang influencer?

Konten kuliner dan caption seperti di atas cenderung overclaim. Sang food influencer mungkin terlalu antusias dalam mempromosikan tempat makan ini. Sehingga yang ditulisnya kurang masuk akal atau kurang selaras dengan kondisi yang ada.

Ataukah memang demikian tren promosi kuliner di media sosial? Suka dilebih-lebihkan dengan menambahkan sesuatu yang tidak ada atau tidak sesuai. Seperti halnya sekarang menjamur tempat makan dengan julukan "hidden gem". Serta banyak makanan yang mendadak diberi label "viral". 

Dulu saya pernah dibuat heran dengan bahasa promosi seorang food influencer lainnya yang mengunggah warung sate dengan label hidden gem. Padahal tempatnya berada di kawasan jantung kota Yogyakarta. Bersinggungan dengan Malioboro dan berada di pinggir jalan raya yang ramai. Rasanya orang-orang telah lama mengenali dan mudah menemukan warung sate ini.

Oleh karena itu, julukan "hidden gem" tidak tepat. Terkesan latah atau berlebihan karena kurang sesuai dengan kondisi sebenarnya. Seolah-olah tempat makan ini tersembunyi dan tidak banyak orang yang tahu.

Apakah overclaim termasuk kebohongan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun