Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Nasib Jokowi: Mau Menggelar Piala Dunia E-sports, tapi Diblokir Anak Buahnya Sendiri

1 Agustus 2022   09:38 Diperbarui: 1 Agustus 2022   09:42 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi (foto: Nanang Diyanto).

Pada tahun yang sama pula, untuk pertama kalinya Piala Presiden digelar sebagai ajang kompetisi para gamer terbaik di Indonesia.

Dukungan pun kembali disampaikan saat kontingen E-sports meraih sukses di Sea Games 2021. Pemerintah berjanji memajukan ekosistem E-sports sebagai bagian dari upaya mengelola talenta digital.

Momentum seolah berpihak pada kemajuan E-sports tanah air. Apalagi setelah Indonesia memegang Presidensi G20 yang juga membahas isu-isu digital, termasuk percepatan transformasi digital dan optimalisasi pemanfaatan ruang digital.

Topik tersebut dikawal oleh gugus tugas  ekonomi digital di bawah komando Kementerian Komunikasi dan Informatika. Sesuatu yang cukup menjanjikan sekaligus membawa harapan besar.

Sampai kemudian ironi tersaji. Pada 30 Juli 2022 di tengah mulai bergulirnya agenda G20, pemerintah Indonesia melalui Kemkominfo memblokir sejumlah platform gaming karena belum mendaftar sebagai Penyedia Sistem Elektronik (PSE).

Atas dasar itulah Steam, Origin, hingga Epic Games tak dapat diakses di Indonesia. Padahal platform-platform tersebut memiliki akses trafik terbesar untuk game-game populer.

Pemblokiran tersebut tidak hanya menuai kritik dan perlawanan di tanah air. Sejumlah media luar negeri juga menyoroti langkah Indonesia sebagai kemalangan bagi dunia E-sports.

Sesuatu yang sulit dipercaya dilakukan  Indonesia. Sebab Piala Dunia E-sports akan digelar di Bali pada Desember 2022. Pemblokiran platform gaming oleh Kominfo menjadi kampanye buruk bagi gelaran yang akan diikuti lebih dari 100 negara tersebut.

Lebih ironis lagi ialah sejumlah platform digital yang diblokir tersebut selama ini telah diakui kontribusi baiknya oleh sejumlah kementerian seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Kebijakan pemblokiran oleh Kemkominfo memperlihatkan adanya ketidakselarasan dalam langkah pemerintah memajukan ekosistem digital, termasuk E-sports. Sekaligus mencerminkan ketidakpekaan Kemenkominfo pada isu-isu dan potensi digital yang menjadi lingkup kerjanya.

Pada konfrensi pers 31 Juli 2022, Menkominfo akhirnya menyatakan siap membuka blokir seiring kesiapan sejumlah pihak untuk melakukan pendaftaran PSE. Ada pula platfrom yang dibuka sementara untuk memberi kesempatan penggunanya memindahkan layanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun