Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Diari Isoman 3: Serbuan Paket di Pagar Rumah

16 Agustus 2021   18:43 Diperbarui: 17 Agustus 2021   18:45 1510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paket hantaran di pagar rumah (dok. pribadi).

Di tengah keterbatasan negara dalam menyediakan pelayanan kesehatan bagi pasien Covid-19, kepedulian warga terhadap sesama menjadi penolong yang besar maknanya. Pasien isolasi mandiri pun tak merasa sendiri.

Saya tak sempat menghitung berapa banyak kantung plastik yang tergantung di pagar rumah. Yang pasti hampir setiap hari saya berulang kali mengambil paket bungkusan berisi makanan, minuman, sayur, dan buah-buahan pada pagi, siang, sore, hingga malam.

Susu dan Pisang dari Tetangga

Suatu malam ketika sudah mulai beristirahat, saya ditelpon tetangga yang baru saja meletakkan hantaran di atas pagar. Ia meminta saya untuk segera mengambilnya karena hari sudah gelap. Khawatir hantaran itu basah terkena hujan atau hilang diambil orang.

Saya pun bergegas menuju teras dan mendapati satu kantung plastik besar di atas pagar. Isinya empat kotak susu masing-masing volume 900 ml dan beberapa botol minuman vitamin C 1000 mg.

Keesokan paginya terdengar suara orang memanggil dan mengetuk pagar garasi di samping rumah. Suaranya terdengar samar karena saya masih di dalam kamar. Saat melangkah ke garasi, saya mendapati dua sisir pisang tergantung di sana.

Sebagian pisang itu kemudian saya rebus untuk membangkitkan kembali nafsu makan. Tiga sampai 4 hari pertama saya kehilangan selera makan. 

Lidah seolah tidak enak mengecap. Gangguan lambung menambah masalah. Kebetulan saya suka pisang. Buah ini mungkin bisa menjadi pancingan untuk menormalkan nafsu makan saya.

Pisang dari tetangga (dok. pribadi).
Pisang dari tetangga (dok. pribadi).

Pada hari yang berbeda, masih pada awal-awal isolasi mandiri, seseorang datang menghantarkan sebuah bungkusan. Diletakkan olehnya bungkusan itu di pagar depan.

Saya yang terkejut karena tidak sedang belanja atau memesan apapun diberi tahu bahwa itu gratis dari pemilik toko dekat tempat tinggal. Isinya tiga buah lemon dan beberapa sayuran segar. Teh lemon atau sari lemon hangat akan sangat berguna untuk mencukupi kebutuhan vitamin guna mendongkrak imunitas saya.

Pengirim Misterius

Boleh dibilang hampir setiap hari ada sesuatu yang tergantung di pagar rumah. Baik di depan pintu teras maupun garasi. Uniknya, saya sempat dibuat bingung oleh beberapa pengirimnya yang misterius.

Suatu ketika saya terbangun dari tidur siang yang nyenyak karena menerima pesan whatsapp yang isinya agak aneh dan lucu. Bunyinya begini, "Assalamualaikum Wr. Wb. Saya Dwipa dari sangPENOLONG Indonesia. Saya sangPENOLONG yang bakal tangani orderan kakak".

Membacanya saya langsung penasaran, heran, sekaligus tidak tenang. Penasaran karena saya tidak mengenal orang yang namanya Dwipa. Heran karena saya merasa tidak memesan layanan apapun untuk datang ke rumah.

Saya pun sempat merasa tidak tenang karena ia menyebut dirinya  dari "sangPENOLONG". Seolah-olah saya sedang membutuhkan pertolongan darurat. 

Apakah ia petugas medis rumah sakit, tim SAR atau pemadam kebakaran? Untuk apa sangPENOLONG ini menanyakan alamat?

Setelah menanyakan keperluannya, saya diberi tahu bahwa ia merupakan kurir toko tempat adik saya memesan suplemen. Agar lebih yakin, saya mengkonfirmasi ke adik saya. 

Ternyata benar ia memesan madu dan ekstrak buah untuk diberikan kepada saya. Akan tetapi ia pun sempat heran mengapa kurir toko yang mengantarkannya. Sebab paket itu semestinya dihantarkan oleh layanan ojek daring.

Setelah semuanya menjadi jelas, saya pun memberitahu detail alamat kepada "sangPENOLONG" dan mempersilakannya meletakkan paket di atas pagar.

"sangPENOLONG" yang misterius (dok. pribadi).

Selain "sang PENOLONG", ada satu lagi pengirim misterius yang 3 hari berturut-turut meletakkan roti bolu,  keripik pisang, buah salak, dan nasi kebuli di teras.

Ia datang setiap sore menjelang maghrib. Awalnya saya terkejut saat ia membuka pintu pagar di depan teras. Saya memang tidak mengunci pintu pagar menuju teras. Sengaja itu dilakukan agar tidak terjadi halangan jika ada situasi darurat atau kebutuhan mendesak.

Walau demikian saya menempelkan 3 lembar kertas berisi pemberitahuan isoman dan petunjuk agar semua paket, belanja atau hantaran cukup diletakkan di atas pagar. 

Saya tidak ingin ada orang dari luar melewati pagar, apalagi sampai menjejak teras. Bukan sombong, tapi demi kebaikan bersama. 

Meski setiap pagi saya membersihkan teras, tapi status saya sebagai orang yang positif Covid-19 sangat mungkin meninggalkan kontaminan di beberapa bagian rumah.

Oleh karena itu, saya was-was ketika mengetahui seseorang melangkah menuju teras dan meletakkan sesuatu di sana. Saya sering terlambat menyadari kedatangannya. 

Apalagi ia tak pernah memanggil nama saya atau memberi tahu bahwa ia meletakkan sesuatu di teras. Akan tetapi akhirnya ia tak lagi menjadi misterius. 

Ketika suatu sore ia kembali datang dan membuka pintu pagar, saya bisa mengenali wajahnya yang tertutup masker dan ia pun membenarkannya.

Kurir Paket Menyelonong Masuk

Kejadian seseorang membuka pintu pagar dan menyelonong sampai ke teras juga melibatkan seorang kurir pengantar paket. 

Pada hari-hari pertama isoman saya memang memutuskan untuk membeli beberapa kebutuhan secara daring. Melalui e-commerce saya membeli oxymeter, alkohol, hand sanitizer, disinfectant, obat batuk, dan madu.

Selain itu, beberapa kenalan dan kerabat di luar kota juga menawarkan bantuan. Ada yang mengirimkan suplemen. Ada pula yang menawarkan vitamin D dosis tinggi dan lain sebagainya.

Suatu ketika seorang kurir SiCep** datang menjelang tengah hari. Awalnya dari luar pagar ia memberi tahu ada paket untuk saya. 

Oleh karena sedang beristirahat saya putuskan untuk tidak menemuinya. Saya berpikir bahwa tulisan yang tertempel di pagar akan dimengerti oleh siapapun yang membacanya.

Walau demikian ternyata ia memilih untuk membuka pintu pagar dan meletakkan paket di teras. Mengetahui hal itu saya bergegas keluar. 

Sambil menjaga jarak, saya memberi tahu beliau agar paket-paket berikutnya cukup diletakkan di atas pagar. Ia pun memahami dan pada hari-hari selanjutnya ia benar-benar meletakkan paket di atas pagar.

Paket belanja kebutuhan isoman (dok. pribadi).
Paket belanja kebutuhan isoman (dok. pribadi).

Pada akhirnya selain menerima paket hantaran berisi makanan dan kebutuhan pokok, rutinitas saya lainnya selama isoman ialah mengambil paket-paket belanja online yang diletakkan di atas pagar.

Pengalaman menerima hantaran dan paket tersebut cukup berkesan. Semua itu besar maknanya bagi seorang pasien Covid-19 yang harus melakukan isolasi mandiri.

***

Cerita Sebelumnya:

Lapang Dada Diendorse Covid-19

Tentara Semut Menyerang Tenggorokan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun