Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

BWF Harus Direformasi, Pak Moeldoko Perlu Turun Tangan?

20 Maret 2021   08:28 Diperbarui: 20 Maret 2021   08:31 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reformasi BWF | foto: youtube.com/c/kompastv/videos.

Sikap otoriter BWF juga yang membuat Kemenpora akhirnya mengubah pernyataannya. Jika sebelumnya Kemenpora berpendapat bahwa BWF tidak diskriminatif, maka pada Jumat (19/3/2020), Menteri Pemuda dan Olahraga menyampaikan protes terbaru yang lebih keras. "BWF tidak profesional, tidak transparan, dan diskriminatif", tegas Menteri Zainudin Amali.

Bersamaan dengan itu, Komite Olimpiade Nasional Indonesia membuka opsi untuk menyeret BWF ke Pengadilan Olahraga Internasional.

Sebelumnya Duta Besar Indonesia untuk Inggris bahkan mewacanakan perlunya pemboikotan terhadap All England selama tidak ada perbaikan yang diperlihatkan oleh BWF. Usai bertemu dengan Presiden BWF, Duta Besar Indonesia bahkan tegas mengatakan BWF tidak kompeten.

Presiden Jokowi pun akhirnya buka suara. Kepala negara mendorong agar insiden All England 2021 yang menimpa tim Indonesia jangan didiamkan. Dengan kata lain, perlu ada langkah lanjutan yang lebih keras dan tegas dari Indonesia serta elemen bulutangkis lainnya yang telah dirugikan oleh BWF.

Artinya pula perlu ada reformasi untuk membenahi BWF. Greysia Polii pun dalam unggahan instastory sesaat setelah tim Indonesia didepak dari All England 2021 bukan suara soal BWF yang tidak berubah menjadi lebih baik sejak 2012. Pandangan Greysia Polii itu cukup bisa diyakini mengingat sebagai pemain senior ia sudah menjadi saksi dalam banyak turnamen dunia selama bertahun-tahun.

Greysia lantas mendesak agar BWF segera berbenah mengingat Olimpiade dan Piala Thomas-Uber sudah di depan mata. Jangan sampai insiden dan perlakuan yang lebih buruk dialami kembali oleh tim Indonesia maupun tim lainnya.

Agaknya All England 2021 memang perlu dijadikan momentum untuk mendorong perubahan besar dalam tubuh BWF agar menjadi lebih profesional. Indonesia sebagai pihak yang paling dirugikan dalam All England 2021 bisa menjadi peniup peluit yang mengawali reformasi itu. Apalagi federasi bulutangkis China telah mengirimkan surat tanda simpati dan dukungan kepada Indonesia melalui Federasi Bulutangkis Asia sesaat setelah tim Indonesia didepak dari All England 2021.

Keinginan Presiden Jokowi agar insiden All England 2021 tidak didiamkan bukan saja mengandung harapan agar keadilan diberikan kepada tim Indonesia, tapi juga tentang perlunya jaminan yang lebih baik untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip keadilan dan fairplay selalu ditegakkan di lapangan bulutangkis.

Indonesia dan China barangkali bisa mengawalinya dengan menyuarakan secara lebih lantang perlunya reformasi BWF. Sebagai dua tim yang cukup senior dan disegani di arena bulutangkis dunia, Indonesia dan China punya pengaruh, paling tidak dalam mencetuskan ide-ide perbaikan.

Sebagai negara besar yang telah mewarnai secara dominan arena bulutangkis dunia selama beberapa dekade, sikap Indonesia dan juga China diyakini bisa memberikan shock terapy. Paling tidak ini sudah pernah terbukti saat mundurnya Indonesia dan China dari Thomas-Uber Cup 2020 berujung pada diundurnya gelaran tersebut menjadi 2021.  

Memang patut dikhawatirkan berdasarkan pengalaman dan fakta yang ada selama ini, sikap otoriter dan teledor BWF seperti yang diperlihatkan pada All England 2021 akan kembali terjadi pada gelaran bulutangkis lainnya. Bisa pula perlakuan buruk akan kembali menimpa tim Indonesia atau tim dari negara lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun