Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Pandemi di Indonesia Belum Terkendali, Piala Dunia U-20 dan GP Mandalika Mungkin Batal

18 November 2020   08:09 Diperbarui: 18 November 2020   08:16 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Piala Dunia U-20 (dok. PSSI).

Pandemi Covid-19 membuat sejumlah agenda besar olahraga bergeser dan menumpuk pada 2021. Otoritas-otoritas olahraga akan memikirkan ulang prioritasnya. Piala Dunia U-20 dan Moto GP Mandalika di Indonesia mungkin tak dianggap terlalu penting.

Tahun 2020 hampir berakhir. Namun, pandemi Covid-19 di Indonesia belum memperlihatkan tanda-tanda akan usai.

Bahkan muncul sinyal-sinyal kekhawatiran baru terkait situasi di negara kita. Diantaranya lonjakan kasus yang kembali memecahkan rekor lebih dari 5000 konfirmasi positif per hari.

Sementara sejumlah pakar epidemi memperkirakan pandemi di Indonesia baru mulai menurun pada pertengahan sampai akhir 2021. Prediksi tersebut sudah mempertimbangkan skenario vaksinasi pada awal 2021.

Sinyal waspada juga datang dari Satgas Covid-19 sendiri. Beberapa waktu lalu juru bicara Satgas meminta masyarakat Indonesia untuk memperketat dan meningkatkan kepatuhan menjalankan protokol mengingat gelombang kedua mungkin datang dalam waktu dekat.

Sedangkan para pakar memandang gelombang kedua di Indonesia akan datang lebih belakangan. Sebab gelombang pertama belum jelas kapan puncaknya.

Ada pula kemungkinan lintasan gelombang pertama dan dua saling overlap. Ketika gelombang kedua menerpa Indonesia, beberapa daerah justru baru memasuki puncak gelombang pertama.

Gelombang kedua atau bahkan ketiga yang sekarang sedang berlangsung di sejumlah negara tidak berarti juga akan menyambar Indonesia dalam waktu dekat. Artinya sampai akhir 2021 Indonesia masih akan berperang melawan gelombang pertama pandemi sambil berharap gelombang kedua bisa dihadang.

Situasi pandemi yang berlarut-larut tersebut pasti akan menimbulkan lebih banyak kerugian dan dampak negatif. Selain biaya, tenaga, dan jiwa, juga hilangnya kesempatan-kesempatan emas yang mestinya siap dijelang.

Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 dan Moto GP Mandalika termasuk yang terancam. Pemerintah Indonesia memang masih yakin kedua event olahraga besar dan penuh gengsi itu akan tetap bergulir sesuai jadwal dan rencana. Presiden Joko Widodo pada akhir Oktober lalu menyampaikan bahwa Indonesia siap menggelar Piala Dunia U-20.

Selain bentuk optimisme, pernyataan presiden soal kesiapan tersebut sebenarnya juga merespon keraguan dan kekhawatiran sejumlah pihak yang belum sepenuhnya yakin soal kesiapan dan keamanan Piala Dunia U-20 di Indonesia.  Terutama dikaitkan dengan risiko keselamatan di tengah ancaman pandemi.

Badai pandemi dan resesi yang sedang dialami oleh Indonesia jelas menjadi tantangan terbesar bagi terselenggaranya sebuah event sekelas Piala Dunia sepakbola dan balapan Moto GP.

Kemungkinan-kemungkinan terburuk membayangi kepastian dua gelaran tersebut. Faktor penentunya berasal dari dalam dan luar.

Dari dalam, pemerintah Indonesia bisa jadi berubah pikiran dan keyakinan jika pemulihan ekonomi berlangsung lebih lambat dari perkiraan. Sekarang pemerintah sedang berusaha sekuat tenaga untuk menderek Indonesia agar segera keluar dari jurang resesi. Berhasil atau tidaknya akan menentukan banyak hal.

Semakin lama resesi mendera, pemerintah akan menghitung ulang segala prioritasnya. Konsentrasi dan sumber daya akan dicurahkan pada faktor-faktor yang memang mendesak untuk diamankan segera. Dalam hal ini salah satu dari Piala Dunia U-20 dan Moto GP Mandalika bisa dikorbankan. Jika itu terjadi, cukup bisa dipahami seandainya Indonesia hanya akan menjaga peluang Piala Dunia U-20 dan menunda agenda Moto GP tahun depan.

Agenda besar pada akhir 2020 dan awal 2021 juga akan mempengaruhi kelanjutan agenda-agenda besar sesudahnya. Sejauh mana Pilkada serentak 2020 bisa digulirkan tanpa menimbulkan lonjakan masif pandemi akan memberi kepercayaan diri bagi pemerintah.

Sementara dari luar, para pihak dan otoritas yang berkepentingan dengan gelaran Piala Dunia dan Moto GP terus memantau perkembangan pandemi di Indonesia. Kinerja penanganan pandemi, termasuk dinamika respon masyarakat menjadi pertimbangan.

FIFA selaku otoritas tertinggi sepakbola, misalnya, bisa ragu dengan kesiapan Indonesia di tengah keharusan membagi konsentrasi dan sumber daya yang terbatas. Tertundanya Liga 1  dilihat sebagai cermin ketidakyakinan pemerintah dan aparat keamanan Indonesia dalam menjamin keselamatan sebuah kegiatan olahraga.

Andai pun FIFA percaya Indonesia mampu menyelenggarakan Piala Dunia di tengah pandemi, kendala lain akan muncul dari para sponsor dan negara peserta. Penyelenggaraan Piala Dunia tanpa penonton akan membuat sponsor berhitung ulang.

Tak kalah mengkhawatirkan ialah jika ada tim dan negara peserta yang memutuskan menarik diri dari keikutsertaannya. FIFA memang bisa menetapkan peserta pengganti. Akan tetapi jika terdapat lebih satu negara yang melakukannya, bukan tidak mungkin negara-negara lain akan mengambil langkah serupa. Kondisi demikian ditambah tekanan sponsor akan mendorong FIFA mempertimbangkan ulang jadwal Piala Dunia.

Balapan motor paling bergensi sejagat (dok. motogp.com).
Balapan motor paling bergensi sejagat (dok. motogp.com).
Hal yang kurang lebih sama berlaku pada penyelenggaraan Moto GP Mandalika. Terlepas bahwa seri Indonesia hanya jadi cadangan pada balapan 2021, berlarut-larutnya pandemi akan membuat banyak pihak memikirkan lebih matang risikonya. 

Tidak adanya Mandalika dalam prioritas balapan 2021 menandakan bahwa selain kesiapan infrastruktur yang masih harus dipastikan, kondisi pandemi di Indonesia juga jadi perhatian.

Di luar itu semua ada yang lebih menentukan nasib Piala Dunia U-20 dan Moto GP Mandalika di Indonesia, yakni menumpuknya agenda event olahraga besar pada tahun 2021.

Terbatasnya waktu mengharuskan pihak-pihak menyeleksi pilihan yang paling rasional. Ujungnya ialah keputusan-keputusan penting menyangkut event-event lainnya, seperti Piala Dunia U-20 yang hanya pertandingan level junior.

Otoritas olahraga dunia, federasi-federasi, hingga para sponsor akan lebih realistis untuk menempatkan Olimpiade Tokyo yang telah diundur selama setahun sebagai prioritas bersama.

Masalah besar jika gelombang kedua pandemi Covid-19 di Indonesia menyergap tahun depan dan kita terlambat mengendalikannya seperti sekarang. Penanganan pandemi yang kurang berhasil bisa membuat Indonesia kehilangan kesempatan emas pada 2021. Maka dari itu kita perlu bersiap menerima kabar-kabar tidak mengenakkan.

Piala Dunia U-20 mungkin saja akan batal pada 2020. Opsinya ditunda dan digeser ke lain waktu dengan dua skenario. Bisa tetap digelar di Indonesia atau paling menyesakkan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun