Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Berbagi Beban dengan Lima Langkah Pasti Melawan Ketidakpastian karena Pandemi

30 Juni 2020   16:11 Diperbarui: 30 Juni 2020   16:09 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga keuangan di tengah situasi sulit akibat pandemi (dok. pri).

Mudah, efisien, dan aman sudah pasti. Ditambah fakta bahwa transaksi nontunai memiliki keunggulan dari aspek kesehatan karena mengurangi potensi penyebaran Covid-19 yang bisa menular melalui media uang kertas dan logam.

Saatnya nontunai! (dok. pri).
Saatnya nontunai! (dok. pri).
Transaksi nontunai juga memudahkan mitigasi terhadap risiko gangguan sistem pembayaran. Semakin mudah sistem pembayaran dimitigasi, maka dampak pandemi pada sistem keuangan juga bisa dihadang sejak dini sehingga krisis bisa diredam.

Oleh karenanya himbauan pemerintah dan Bank Indonesia agar masyarakat mengutamakan transaksi secara nontunai selama pandemi perlu didukung. Kebiasaan bertransaksi nontunai lebih dari sekadar urusan gesek dan memindai QR code, tapi demi kepentingan dan keselamatan yang lebih besar.

Kelima, jangan boros. Datangnya pandemi Covid-19 secara tiba-tiba, menyebar dengan cepat, serta memukul hampir semua sendi kehidupan, membawa pelajaran berharga bahwa hari-hari ke depan sulit untuk diduga. Maka kita mesti siap menghadapi ketidakpastian.

Pandemi Covid-19 mengingatkan saya tentang pentingnya hal itu. Biasakan untuk melihat ke depan dalam memutuskan sesuatu. Jika sedang memiliki kelebihan rezeki jangan bertindak boros dan terlena dengan kenyamanan. Membiasakan menabung atau berinventasi yang aman akan sangat berguna untuk bertahan saat terjadi guncangan seperti sekarang.

Pada saat yang sama kebutuhan dirasakan bertambah, terutama kebutuhan sanitasi dan kesehatan. Namun, itu bukan pembenaran untuk berperilaku konsumtif. Perlu diketahui bahwa perilaku konsumsi yang menggebu-gebu selama pandemi bisa mempengaruhi inflasi. Jika terjadi secara luas, stabilitas sistem keuangan akan terguncang.

Memang pengeluaran bertambah untuk belanja hand sanitizer, masker, sabun, vitamin, serta data internet. Tapi itu bisa dipenuhi dengan mengalihkan alokasi dana lainnya, misalnya dana gaya hidup. Selama tiga bulan belakangan saya menahan diri tidak belanja buku meski banyak penawaran diskon yang menggiurkan. Dananya saya gunakan untuk mencukupi kebutuhan sanitasi dan internet.

Sementara penghematan tetap bisa dilakukan karena pada saat yang sama pengeluaran untuk transportasi harian dan mudik lebaran bisa ditunda. Dana untuk menonton konser dan liburan juga bisa ditabung.

Pandemi mengingatkan kita pentingnya menabung agar bisa bertahan saat terjadi guncangan (dok. pri).
Pandemi mengingatkan kita pentingnya menabung agar bisa bertahan saat terjadi guncangan (dok. pri).
Demikianlah beberapa langkah dan perilaku yang perlu kita kedepankan di tengah ketidakpastian akibat pandemi sekarang. Bukan berarti saat pandemi telah usai hal-hal itu tidak dibutuhkan lagi.


Namun, situasi sulit saat ini menjadi momentum bagi kita untuk membangun kebiasaan dan kebijaksanaan yang lebih tanggap terhadap situasi masa depan. Cobalah untuk melakukannya secara konsisten dan penuh kedisplinan. Meski akhir pandemi masih sangat belum pasti, kita bisa melakukan upaya yang pasti untuk menghindari dampak krisis yang semakin dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun