Mohon tunggu...
NUR MUHAEMIN NGKAAPO.
NUR MUHAEMIN NGKAAPO. Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS PARUH WAKTU

PENULIS PARUH WAKTU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Simalakama Rektor Asing

24 Juli 2019   10:26 Diperbarui: 24 Juli 2019   20:12 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kemristek Dikti mulai menyiapkan segala kebutuhan dan keperluan menyambut rektor Asing. Mulai gaji rektor asing yang dananya   direncanakan akan diambil dari LPDP hingga regulasi yang berkaitan dengan aturan-aturan di universitas. 

Tidak tanggung-tanggung tahun depan, ditargetkan rektor asing akan mulai memimpin dua kampus di Indonesia. Langkah luar biasa kemristek dikti ini bukan tanpa alasan,  ini  adalah perintah langsung presiden yang segera ditanggapi dengan gerak cepat oleh mentri., maklumlah sejak 2016 ide ini sudah digulirkan oleh Mentri Nasir namun mendapat reaksi keras dari berbagai kalangan. 

Ide untuk mendatangkan rektor asing adalah dilatar belakangi  untuk mensejajarkan kampus Indonesia dengan negara-negara lain yang kampus-kampusnya masuk di jejeran  rangking 100 dunia dimana  kampus Indonesia hanya bisa menempatkan UI di urutan 292 dunia dari 4700 an kampus di Indonesia. 

Pak Mentri terkesan malu, kampus-kampus kita hanya "jago kandang" dan tidak bisa bersaing diluar negri.  Beliau kemudian menjadikan Singapura, Taiwan , China dan Arab Saudi sebagai patokan dimana kampusnya langsung masuk di rangking 100 an dunia dalam kancah  rangking World Class University. Lalu apakah yang menjadikan  universitas bisa masuk dalam jejeran  kampus kelas dunia?

Mari melihat fakta. Dalam pemeringkatan kampus kelas dunia ada beberapa aspek yang dinilai yaitu :

Reputasi akademik (40%) untuk mengukur unsur akademik secara menyeluruh  2. Reputasi lulusan (10%) mengidentifikasi performa dan kualitas lulusan universitas di mata para pimpinan perusahaan  3. Rasio fakultas dan mahasiswa (20%) untuk mengukur komponen yang menunjang keberlangsungan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi seperti jumlah tenaga pendidik berbanding dengan jumlah mahasiswa 4. Kutipan jurnal ilmiah (20%) mengukur jumlah kutipan (citation), jumlah publikasi ilmiah, serta dampak penelitian yang dihasilkan para sivitas akademika perguruan tinggi terhadap masyarakat 5. Fakultas internasional (5%) mengukur jumlah ekspatriat/tenaga pendidik asing di fakultas/perguruan tinggi  6. Mahasiswa internasional (5%) mengukur jumlah mahasiswa asing di fakultas/perguruan tinggi


 Dari semua kriteria diatas, bagaimana posisi dan kondisi kampus-kampus kita? apakah fasilitas kampus sudah memadai? Rasio mahasiswa dan dosen

 seperti apa?  untuk menjadi kampus kelas dunia yang semestinya dibenahi dan diperhatikan pemerintah saat ini adalah mulai dari kualitas  dosen , karena dosen adalah ujung tombak di kampus, baik itu mengajar, maupun melakukan penelitian termasuk juga menulis di jurnal-jurnal internasional. ditengah tuntutan WCU gaji dosen di Indonesia masih sangat memprihatinkan.  Mengapa pemerintah tidak gelisah dan kalut dengan gaji dosen yang begitu kecil?  meributkan world class dan mengabaikan  salah satu faktor penentu yang crusial  adalah hal yang Ironi

Meskipun hanya dosen honor,  saya mengalami sendiri pahitnya gaji dosen yang non PNS tanpa sertifikasi. Gaji hanya berkisar di 1,5 juta dan untuk diluar Jawa malahan lebih rendah daripada itu. Mengapa pemerintah tidak gelisah dengan kondisi ini? 

Apakah layak gaji dosen yang berpendidikan  master dan Doktor namun gajinya di bawah UMR propinsi?  dan untuk mendapatkan sertifikasi, dosen mesti melalui macam-macam bentuk tes, mulai dari TOEFL yang harus 500 , tes potensi akademik model Bappenas dst , dsb. 

Apakah dengan gaji yang begitu kecil  para dosen yang kurang beruntung ini masih bisa berpikir untuk mengajar optimal? lalu mengapa pemerintah kurang memikirkan gaji para dosen yang saya yakin kalau diuji secara akademik tidak kalah pandai dari dosen/rektor asing.

Mari berkaca dari Malaysia. Mengapa harus Malaysia?  karena kampus Malaysia banyak yang masuk rangking dunia bahkan kampus saya tempat melanjutkan kuliah master  jauh diatas UI. QS World adalah rujukan dikti dalam pemeringkatan  kampus, ada lima  kampus Malaysia yang masuk dalam urutan 100 rangking dunia bahkan universitas Malaya ada di 87 dunia. UKM tempat saya kuliah di urutan 184 dunia , mari membandingkan

 National University of Singapore (NUS), Singapura (urutan 11 dunia) 2. Nanyang Technological University (NTU), Singapura (urutan 12 dunia) 3. Universiti Malaya (UM), Malaysia, (urutan 87 dunia) 4. Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Malaysia (urutan 184 dunia) 5. Universiti Putra Malaysia (UPM), Malaysia (urutan 202 dunia) 6. Universiti Sains Malaysia (USM), Malaysia (urutan 207 dunia) 7. Universiti Teknologi Malaysia, Malaysia (urutan 228 dunia) 8. Chulalongkorn University, Thailand (urutan 271 dunia) 9. Universitas Indonesia (UI), Indonesia (urutan 292 dunia

Berapa gaji dosen di Malaysia? Untuk semua perguruan tinggi, baik  swasta atau negeri kisaran gaji dosen di Malaysia untuk dosen baru yang bergelar master adalah 15 juta dan dosen baru yang bergelar doktor 18 juta dengan harga makanan dan kebutuhan pokok lain kurang lebih sama dengan Jakarta dan bahkan lebih murah kalau diluar Kuala Lumpur. Bagaimana  dengan dana riset? dosen-dosen di Malaysia diguyur dan dihujani dana riset yang besar tanpa perlu repot-repot berhadapan dengan ribetnya birokrasi ini  dan itu. 

Dari segi fasilitas kampus, Malaysia jauh lebih unggul. Kampus-kampusnya punya fasilitas yang hampir sama  baik itu di kuala lumpur maupun di sabah dan serawak, dua daerah yang terpisah dari semenanjung Malaysia. Hampir semua kampus memiliki standar kemajuan yang sama.  ada 178 ribu mahasiswa internasional di Malaysia , di Indonesia baru di kisaran 7 ribu. 

Sewaktu saya kuliah master di UKM, syarat masuk TOEFL 550 bukan hanya sekedar formalitas, mahasiswa yang tidak mencukupi  nilai itu wajib mengambil kelas bahasa inggris dan harus mencukupi standar. Suasana dikampus juga dipenuhi mahasiswa asing sehingga suasana internasional begitu kental. 

Apakah ada rektor asing di perguruan tinggi Negeri Malaysia?  Jawabanya " tidak ada" Perguruan tinggi negri di Malaysia dikenal dengan istilah IPTA.  Institut Perguruan tinggi Awam. 

Setahu saya tidak ada rektor asing di IPTA.  Yang lebih mencengangkan Rektor-Rektor kampus Negri di Malaysia Adalah " Raja " Malaysia. Sudah jadi aturan, dimana Lokasi tempat  kampus didirikan dalam suatu negri maka rektorya adalah Raja yang dikenal dengan istilah " Counselor" . 

Kampus saya UKM, terletak di wilayah Persekutuan Kuala Lumpur maka yang jadi Rektor adalah" Raja negeri sembilan' yang namanya kelewat panjang kalau saya tuliskan disini. 

Meskipun Rektor adalah Raja , namun yang melaksanakan tugas keseharian rektor adalah wakil rektor yang diambil dari akademisi kampus yang dikenal dengan sebutan naib Counselor biasanya profesor senior. Raja hadir di acara-acara penting termasuk acara konvokesyen atau wisuda.

Kalau melihat gaya aristokrat kampus Malasyia,  harusnya kampusnya tidak masuk dalam kampus kelas dunia, karena rektornya bukan rektor asing dan seorang raja yang harusnya juga secara logika pasti memiliki aturan-aturan yang kaku. Namun, faktanya kampus-kampus Malaysia jauh meninggalkan Indonesia dan masuk dalam rangking dunia , dimana Indonesia adalah negara yang pernah jadi " gurunya" pada zaman dahulu kala. 

Apakah dengan mendatangkan rektor asing, kampus Indonesia nantinya  " tidak hanya jago kandang"? bukankah sejak pendidikan dasar dan menengah anak-anak kita memang diajar untuk " jago kandang"? sistem zonasi, membuat anak-anak kita tidak perlu bersaing,dan belajar keras untuk masuk sekolah -sekolah favorit yang coba dihilangkan agar keadilan sosial  tercapai.  Yang diperlukan hanyalah membeli tanah dan membuat rumah di dekat sekolah-sekolah yang pernah menyandang status " sekolah terbaik"  sistem yang akan mewariskan jago kandang sedang digalakan saat ini disekolah-sekolah kita.

Kembali  ke import rektor asing, apakah kampus kita yang fasilitasnya berbeda-beda bahkan fasilitas kampus satu dengan yang lain bagaikan bumi dan langit akan langsung masuk ke jejeran kampus TOP? kelas dunia? dan yang lebih lucu seandainya rektor asing ditempatkan dikampus-kampus Indonesia  yang sudah 

' Kelas dunia"  misalnya UI, ITB, UGM, UNAIR, IPB, UNPAD, UNHAS, UPI , apakah ada manfaatnya? bukankankah kampus-kampus itu secara fasilitas memang sudah mapan , sudah kelas dunia dan mendekati kelas dunia ? walaupun dipimpin "Rektor Lokal" toh bisa menembus rangking 200 an  dunia. Ini membuktikan kalau semua kampus dikelola seperti UI, maka akan banyak kampus kita yang unggul.

Kemudian, misalnya jika rektor asing itu ditempatkan di kampus minus fasiltas, misalnya saja di nusa cendana, di universitas timor, atau Unhalu, kampus-kampus di luar Jawa, apakah kampus-kampus itu bisa langsung masuk jejeran kelas dunia?mengapa tidak memakai SMD kita yang juga banyak " kelas dunia"? 

Berapa banyak orang pintar indonesia, akademisi Indonesia jadi dosen dan bahkan profesor dan mengajar di universitas-universitas bergengsi di dunia? mereka enggan pulang, mengapa? fasilitas tidak ada, persaingan tidak sehat, gaji kecil, penelitian yang mereka lakukan hanya teronggok di rak-rak perpustakaan dan kemudian berdebu. 

Mengapa tidak merayu orang-orang cerdas itu untuk pulang memimpin kampus-kampus kita? berikan gaji yang sama dengan diluar negri. Sejatinya mereka lebih paham kultur dan budaya kita, stock dosen-dosen pintar, bergelar PHd dari universitas-universitas luar negri  ternama pun  masih melimpah ruah di Indonesia, harusnya diberdayakan jadi Rektor  dan bukanya justru  mengimpor rektor asing " Mubazir"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun