Mohon tunggu...
NUR MUHAEMIN NGKAAPO.
NUR MUHAEMIN NGKAAPO. Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS PARUH WAKTU

PENULIS PARUH WAKTU

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kuliah Doktor Biaya Sendiri, Bisa Saja

17 Januari 2019   12:37 Diperbarui: 17 Januari 2019   12:54 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam novel " The Alkemist", Si penggembala mendapat nasehat dari sang raja" ketika kamu bercita-cita maka seluruh alam akan bersatu padu membantumu"  Apa yang kemudian bisa kita simpulkan dari narasi diatas? Hanya kamu yang bisa membatasi mimpimu. 

Untuk menggapai mimpi syaratnya gampang saja tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Untuk penganut paham pasimis radikal maka jalan yang paling mudah adalah tidur, untuk melanjutkan mimpi. 

Bagi mereka yang mengganut paham radikal positif justru untuk menggapai mimpi kita harus bangun dan berusaha.

Bagaimana dengan mereka yang bertekad kuliah doktor dengan biaya sendiri? Apa mungkin? Apa tidak  sebaiknya berhenti saja? Bukankah kuliah doktor biaya sendiri sangat menyiksa diri?

Jawabanya iya kalau dijadikan beban. Namun ada baiknya, sejenak kita merenungi perjalanan panjang kita dari proses mendaftar sampai kuliah. Ada banyak hal yang kita dapat dipuncak tertinggi  kuliah akademik ini . Mari mengenang proses kuliah , berbulan-bulan di dalam kelas , kita berhadapan dengan teori -teori yang membangun peradaban manusia yang tidak semua orang punya kesempatan mendalaminya. 

Debat dan diskusi panjang dikelas dengan para profesor dan teman-teman kita memberikan pencerahan yang bukan saja menambah wawasan kita namun juga membuat kita menata kembali seni bermasyarakat meredam emosi dalam bingkai intelektualisme.

Kita jadi tahu perkembangan negara kita dibandingkan negara lain dalam konteks keilmuan yang bukan hoax. Ada keinginan untuk merubah negara kita bukan hanya merutuki masalah yang terjadi . Meskipun untuk bisa duduk dan hadir dikelas itu  ada konpensasi yang harus dibayar yaitu uang kuliah. 

Inilah faktor yang merisaukan para mahasiswa doktor dengan biaya mandiri. Waktu berjalan begitu cepat baru saja bayaran semester ganjil tiba-tiba bayaran spp semester genap sudah didepan mata namun itulah konsekwensi. Ada banyak hal yang bisa dilakukan supaya spp terbayar, biasanya Pemda menyediakan bantuan studi di masing-masing propinsi. Hal lain yang bisa dilakukan adalah meminta bantuan ke perusahaan yang menyediakan dana csr pendidikan, atau kalau semua belum berhasil maka jalan satu -satunya adalah kerja, kerja dan kerja Insya Allah pasti ada jalan. Tidak usah sibuk mengeluh kesana dan kemari, pandang hal itu sebagai tanggung jawab kita. 

Pendidikan memang mahal. Apalagi pendidikan tinggi selevel doktor. Bagaimanapun sulitnya, saya lebih mempercayai apa kata mantan wapres kita Boediono " Dalam kegelapan pasti ada secercah cahaya" . Kalau sudah benar -benar tertumbuk masih ada opsi terakhir ,  Biasanya kampus memberikan kesempatan  cuti dua semester ini bisa diambil sambil menyusun strategi menyiasati biaya kuliah ketimbang menyerah duluan. Bukankan selama kita mau berusaha tidak ada yang tidak mungkin, bukan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun