4. Pandangan Budaya dan Religius
Dalam pandangan religius, cucu adalah rezeki dan berkah turun-temurun. Menyayangi cucu berarti melanjutkan kasih Tuhan pada generasi penerus. Dalam pepatah Jawa sering dikatakan: “Wong tuwa sayangé nyandhang, mbah sayangé nglindhungi.” Artinya, orangtua mendidik dan menyiapkan, sementara mbah melindungi dan menenteramkan.
Orangtua Memegang Kontrol
Kita tidak bisa menghalangi Mbah untuk mengasihi cucunya. Kita juga tidak bisa mendikte harus mengasihi cucu dengan cara begini atau begitu. Zaman berubah, tapi kemampuan mereka untuk belajar telah terbatas. Jadi mereka mengasihi dengan cara yang mereka tahu.
Orangtua yang lebih update dengan ilmu parenting modern, harusnya bisa menegakkan nilai yang benar. Aku merebut paksa lolipop anakku, akibatnya dia menangis. Tega...?
Bayi usia empat tahun ini sudah bisa diajak negosiasi. "Papa bisa belikan kamu sepuluh lolipop, tapi papa tidak mau gigimu berlubang karena makan permen." ujarku bak mengajar di kelas. Tak sampai lima menit, anakku diam. Aku bisa mengalihkannya pada mainan yang dimiliki.
Kita tidak bisa mengatur Mbah, Pakde, Tante, bahkan Mbah di pasar untuk memberi sesuatu pada anak. Tapi, kita bertanggung jawab mengajar anak, mana yang sehat dan tidak sehat. --KRAISWAN
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI