Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Camping Berdua dengan Pasangan, Cara Jitu Merawat Hubungan

10 September 2025   13:52 Diperbarui: 10 September 2025   15:07 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Merapi | foto: KRAISWAN

Kau bisa memisahkanku dari uang dan popularitas. Asalkan aku tetap bersama pasangan, kan kuhadapi dunia. - Kraiswan

***

Sudah puitis belum lead-nya? Atau justru klise?

Sejak pacaran, target yang aku dan pasangan ingin capai adalah pertumbuhan relasi. Menikmati waktu berkualitas berdua menjadi salah satu strategi untuk meraihnya. Berkualitas lho ya.

Menonton film tanpa diskusi, makan berdua tapi melihat HP masing-masing, nongkrong tapi asyik sendiri membuat konten; adalah contoh-contoh menikmati waktu tapi tidak berkualitas. 

Kualitas dalam relasi ditandai dengan intensitas dalam berkomunikasi. Ada keterbukaan, kejujuran, dan saling membangun. Mendiskusikan topik pergumulan tertentu, target yang hendak dicapai dalam setahun, sampai mengenali bahasa kasih dan mempraktikannya kepada pasangan.

Sedikit tentang bahasa kasih. Menurut Gary Chapman (Lima Bahasa Kasih), setiap orang memiliki dua dari lima bahasa kasih dalam dirinya. Bahasa kasihku adalah sentuhan dan waktu berkualitas. Sedangkan istriku, kata-kata penguatan dan pelayanan. 

Sama atau beda bahasa kasih kita dengan pasangan bukanlah masalah. Menjadi masalah saat kita mengasihi pasangan kita tidak dengan bahasa kasihnya. Lebih parah, mengasihi pasangan dengan bahasa kasih kita. Akibatnya, tangki kasih pasangan akan tetap kosong. (Sila baca bukunya, bagus!)

Selain bahasa kasih, penting diperhatikan hobi kita dan pasangan. Lagi, tak harus dipaksakan menjadi sama, namun bisa saling mendukung. Aku suka menulis, istriku suka memasak. Namun, kami sama-sama suka wisata alam (naturalis). 

Maka, kami selalu mengusahakan untuk berwisata ke alam terbuka. Tracking ke air terjun, naik gunung, joging di area persawahan misalnya.

Hari Jumat lalu, pas tanggal merah, aku dan istri merencanakan camping berdua. Kami sengaja pergi hanya berdua demi merawat relasi sebagai suami-istri. Anak kami titipkan kepada Mbah. Mbah dan cucu sama-sama senang.

Inginnya momen yang berkualitas, tapi daya terbatas. Masih banyak daftar agenda yang harus diselesaikan sebelum kami berangkat. Sehingga tidak cukup waktu jika harus naik gunung.

Ada salah satu lokasi camp yang viral, bisa dijangkau dengan kendaraan. Namun selalu penuh sejak seminggu sebelumnya. Aku pun googling dan menemukan beberapa rekomendasi tempat camping.

Camping ground Merbabu, terletak di Desa Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Mendapat rating 4.7/5 dari netizen, cukup bagus.

Kami segera packing menyiapkan peralatan. Tenda, kursi lipat, kompor dan gas portabel, panci dan set alat makan, air mineral, berbagai camilan dan tak boleh absen: ind*mie. Tanpa produk terakhir ini, apalah sensasinya camping ye khan?

Saking demennya camping, kami sampai beli tenda dan kursi lipat sendiri. Cukup menyewa sleeping bag untuk tidur di lereng gunung. Ada karpet milik adik yang bisa dipakai. Bekal dan perlengkapan siap, kami segera meluncur.

Pemandangan dini hari di camping ground Merbabu | foto: KRAISWAN
Pemandangan dini hari di camping ground Merbabu | foto: KRAISWAN

Camping ground Merbabu bisa ditempuh dalam 1 jam perjalanan dengan sepeda motor dari domisili kami. HTM Rp10.000/orang, sewa lahan camping Rp30.000, parkir motor Rp5.000. Tempat ini juga menyewakan berbaggai keperluan camping, lengkap, harganya mulai Rp20.000-an.

Dari review di google, lokasi camping dari tempat parkir dekat. Bisa jalan kaki. Tapi karena kurang detail bertanya, "dekat" menjadi beda maknanya karena medannya menanjak menuju lereng Gunung Merbabu. Sepanjang rute menuju lokasi camping, kemiringannya hampir mencapai 45 derajat. Meski dekat, jadinya berat.

Pengelola menyediakan jasa ojek. Tahu begitu, kami naik ojek saja. Tapi, tanpa effort camping ini takkan berkesan.

Perlahan namun pasti kami melangkahkah kaki. Jalan tiga menit, berhenti satu menit. Kami banyak mengobrol tentang masa pacaran, politik, menu makan malam, sampai harapan di masa depan. Seru dong bisa mengobrol bersama pasangan sambil tracking di alam terbuka. Tak terasa, sekitar 40 menit kemudian kami tiba di puncak.

Camping dengan Pasangan, Cara Merawat Hubungan

Bak tanaman, harus mendapat nutrisi dan dirawat agar bisa bertumbuh. Relasi dengan pasangan juga harus dirawat, agar cinta kepada pasangan terus membara.

Gunung Merapi | foto: KRAISWAN
Gunung Merapi | foto: KRAISWAN

Ada banyak cara untuk merawat hubungan. Kenali bahasa kasih pasangan, hobi, dan kesukaannya. Tak harus sama, tapi bisa saling mendukung. Misalnya, istri menemani suami yang hobi mancing. Atau, suami menemani istri senam aerobik. Itu keren lho!

Mendekat ke Alam

Jalannya menanjak, bikin capek. Tidur di tenda dengan alas karpet tipis, permukaan tanah tidak rata, berbatu, berdebu, dingin pula. Pun cuma untuk makan dan tidur. 

Pemandangan di depan tenda | foto: KRAISWAN
Pemandangan di depan tenda | foto: KRAISWAN

Kenapa harus repot-repot begini jika cuma mau tidur di tenda? Tapi, sensasinya beda. Mendekat ke alam menyadarkan kita bahwa kita ini tak lebih sebutir debu di alam semesta.

Pemandangan Pegunungan yang Menakjubkan

Dari sore hingga malam, langit di atas kami berkabut tebal. Gunung Merapi di depan kami "hilang". Maka, kami makan, ngopi, dan mengobrol intens di dalam tenda.

Pagi sekitar jam 4 aku bangun, membuka pintu tenda. Wow! Siluet gunung Merapi nampak jelas di balik langit yang mulai terang.

Latar belakang Gunung Merapi dengan siluet langit menawan | foto: Yanti Nai
Latar belakang Gunung Merapi dengan siluet langit menawan | foto: Yanti Nai

Kami berdoa, segera bangun dan duduk di luar tenda. Semburat langit pagi dengan kombinasi ungu, pink dan orange adalah pemandangan alam terindah yang kami lihat pagi ini. Lebih indah dari jepretan kamera.

Terima kasih Tuhan, untuk alam yang indah yang Kau jadikan. Terima kasih untuk pasangan hidup yang Kau anugerahkan untuk menikmati alam semesta. --KRAISWAN

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun