Kau bisa memisahkanku dari uang dan popularitas. Asalkan aku tetap bersama pasangan, kan kuhadapi dunia. - Kraiswan
***
Sudah puitis belum lead-nya? Atau justru klise?
Sejak pacaran, target yang aku dan pasangan ingin capai adalah pertumbuhan relasi. Menikmati waktu berkualitas berdua menjadi salah satu strategi untuk meraihnya. Berkualitas lho ya.
Menonton film tanpa diskusi, makan berdua tapi melihat HP masing-masing, nongkrong tapi asyik sendiri membuat konten; adalah contoh-contoh menikmati waktu tapi tidak berkualitas.Â
Kualitas dalam relasi ditandai dengan intensitas dalam berkomunikasi. Ada keterbukaan, kejujuran, dan saling membangun. Mendiskusikan topik pergumulan tertentu, target yang hendak dicapai dalam setahun, sampai mengenali bahasa kasih dan mempraktikannya kepada pasangan.
Sedikit tentang bahasa kasih. Menurut Gary Chapman (Lima Bahasa Kasih), setiap orang memiliki dua dari lima bahasa kasih dalam dirinya. Bahasa kasihku adalah sentuhan dan waktu berkualitas. Sedangkan istriku, kata-kata penguatan dan pelayanan.Â
Sama atau beda bahasa kasih kita dengan pasangan bukanlah masalah. Menjadi masalah saat kita mengasihi pasangan kita tidak dengan bahasa kasihnya. Lebih parah, mengasihi pasangan dengan bahasa kasih kita. Akibatnya, tangki kasih pasangan akan tetap kosong. (Sila baca bukunya, bagus!)
Selain bahasa kasih, penting diperhatikan hobi kita dan pasangan. Lagi, tak harus dipaksakan menjadi sama, namun bisa saling mendukung. Aku suka menulis, istriku suka memasak. Namun, kami sama-sama suka wisata alam (naturalis).Â
Maka, kami selalu mengusahakan untuk berwisata ke alam terbuka. Tracking ke air terjun, naik gunung, joging di area persawahan misalnya.