Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bukan Anak Presiden, Datang Makan Tanpa Antri, kok Bisa?

4 Agustus 2025   17:44 Diperbarui: 4 Agustus 2025   17:44 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi di tempat makan | foto: instagram.com/warungapungrahmawati via jatim.idntimes.com

Di dunia ini, ada sistem antri yang mengatur agar kehidupan manusia berjalan dengan baik, damai, dan teratur. Yang datang duluan, mendapat giliran lebih dulu. Begitu cara hukum alam bekerja.

Namun, di negeri Konoha, hukum alam ini tidak berlaku. Sebab, jika kamu anak presiden, kamu bisa mendapat akses cepat nan kilat tanpa perlu antri. Previlledge ini tentu diinginkan semua orang, terlebih di era yang serba cepat seperti sekarang.

Jika jabatan pun bisa diraih dengan mudah hanya dengan menjadi anak presiden, maka di tempat makan tak perlu antri. Restoran/tempat makan dipesan khusus untuk presiden dan keluarganya. Kalau perlu, tempat makan itu dibeli sekalian supaya bisa dibuat untuk bancaan beramai-ramai.

***

Suatu sore, seorang pemuda dan istrinya datang ke tempat makan langganan mereka. Menu makanannya mainstream, selera rakyat kebanyakan, yakni nasi goreng dan mi goreng.

Biasanya, tempat ini antri dengan pembeli. Ada yang makan di tempat, ada pula yang dibungkus. Ada pembeli yang ingin makan, maupun kurir yang memesan untuk pemakai jasanya.

Kenapa Tempat Makan ini Ramai?

Rasanya enak, porsinya banyak, harganya murah. Kalau tiga hal ini dipenuhi di suatu tempat makan, tidak ada alasan untuk tidak datang, bukan? Perut kenyang, lidah puas, dompet aman. Indahnya dunia.

Tapi, faktanya dunia tak selalu indah. Kalau pas lapar, tapi antrian panjang, ingin rasanya melumat kol gelondongan yang masih mentah di rak di samping wajan itu. Atau kerupuk di toples yang harusnya disajikan sebagai pelengkap nasi goreng panas nan lezat, boleh juga dilahap sambil menunggu antrian bak kereta api.

Pernah suatu hari di tempat makan itu, antriannya sampai 8 porsi. Wah, keburu pingsan nanti! Akhirnya harus pergi ke tempat makan lain yang tidak banyak antrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun