Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Balita Sulit Diatur, atau Justru Orang Tua?

26 Juni 2025   20:40 Diperbarui: 26 Juni 2025   20:40 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi parenting | foto: shutterstock via genpi.co

Kita berambisi untuk mengendalikan seluruh dunia. Sedang mengendalikan lidah sendiri pun, kita masih sering gagal.

***

Sebagian kita mungkin berkesempatan sekolah sampai menyabet gelar sarjana. Namun, dalam hal mengasuh anak, kepandaian saja tak cukup. Justru harus belajar lagi untuk menjadi orang tua, tak peduli setinggi apa pun ilmu di balik gelarnya.

Di rentang usia 3-4 tahun, anak sedang aktif-aktifnya, kata orang. Lagi nakal-nakalnya, mereka menegaskan. Apakah ada anak yang nakal? Kita bisa mengartikan nakal sebagai perbuatan yang tidak mematuhi aturan, menganggu kenyamanan orang lain, bahkan--untuk orang dewasa--melakukan tindakan kriminal.

Padahal, anak melihat apa yang dilakukan orang tua. Jika anak melihat orang tuanya suka memukul, ia akan ikuti. Jika anak mendengar kata-kata kasar dari video yang ia tonton, ia akan tiru. Kelak, jika anak tidak pernah ditegur saat melanggar aturan/norma, tidak diberi tahu jika melakukan tindakan keliru; bisa jadi ia akan benar-benar menjadi manusia nakal (tidak mematuhi hukum).

Apa jadinya kalau anak masih balita tapi sulit dikendalikan? Ia berlarian ke sana ke mari, memainkan barang sampai berantakan, berebut mainan dengan teman, inginnya mengambil jajan di warung, bahkan enggan menuruti arahan orang dewasa. 

Ini kejadian yang aku alami bersama istriku. Mungkin kasusnya berbeda untuk tiap anak.

Suatu hari anak kami jemput dari tempat Mbah. Ia sudah mandi, berganti baju, dan bersiap latihan push bike. Namun, anak kami hanya bisa bersikap baik di awal. Berikutnya, ia tidak fokus latihan. Malah melihat benda-benda di sekitarnya, lalu menginginkan mainan yang dibawa anak lain, ujungnya tantrum. Tidak tuntas latihan.

Kenapa anak balita kami susah diatur? Sedangkan anak-anak lain dengan mudah mengikuti arahan pelatih. Ada dua tiga anak yang rewel pun, menangisnya elegan, tidak sampai histeris seperti anak kami.

Bahkan, setelah aku dan istri bergantian membujuk dan menenangkan, anak tak kunjung reda. Malah makin parah. Apa yang salah...?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun